Lihat ke Halaman Asli

Nabila DindaRahmania

MAHASISWI UNIVERSITAS JEMBER

Yuk, MABAR Bersama Mahasiswa KKN 22 UNEJ

Diperbarui: 9 Agustus 2020   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) Back to Village merupakan salah satu program yang diadakan oleh Universitas Jember dalam masa pandemi akibat covid 19. 

Program ini terdiri dari 5 topik yakni Inovasi Pendukung Pembelajaran Anak Sekolah saat Covid19, Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid19, Program Inovasi Teknologi / informasi Dalam Penanganan Covid19, Program Pemberdayaan Bumdes / jaring Pengaman Desa Penanganan Covid19, Program Kemanusiaan Pencegahan Covid19. Topik tersebut diangkat atas dasar situasi saat ini. 

Pada dasarnya pandemi Covid19 memberikan dampak-dampak yang dapat melemahkan kegiatan manusia pada umumnya. Salah satunya melemahkan kegiatan proses belajar mengajar dalam bidang pendidikan. 

Dengan adanya pandemi Covid19, maka pemerintah terpaksa mengubah sistem pembelajaran di Indonesia, yakni dari sistem pembelajaran tatap muka (offline) menjadi sistem pembelajaran jarak jauh (online) yang menggunakan berbagai macam sarana aplikasi pendukung pembelajaran. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa sistem baru ini menimbulkan beberapa permasalahan baru dalam proses pembelajaran yang menyulitkan berbagai pihak, seperti guru, murid, serta orang tua. Selain itu, akibat diterapkannya sistem pembelajaran jarak jauh ini mengakibatkan siswa menjadi lebih banyak bermain dan bermalas-malasan. 

Dampak pandemi covid19 dalam bidang pendidikan juga dirasakan oleh anak sekolah di Desa Sumber Beringin Kelurahan Karangrejo Kecamatan Sumbersari - Jember, khususnya anak siswa sekolah dasar. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh salah satu mahasiswa KKN 22 Universitas Jember kepada beberapa siswa sekolah dasar, diketahui bahwa mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain daripada belajar. 

Baik bermain gadget di dalam rumah hingga bermain diluar rumah bersama teman-temannya. Sehingga banyak dari mereka yang lupa akan materi yang telah diberikan di sekolah. Berdasarkan pengamatan penulis juga diketahui bahwa beberapa siswa sekolah dasar tidak menyukai pelajaran matematika, karena dianggap sulit dan membosankan. 

Oleh karena itu mahasiswa KKN 22 UNEJ, Nabila Dinda Rahmania yang berasal dari Fakultas Teknik membentuk sebuah komunitas di Desa Sumber Beringin yakni "YUK MABAR" (https://www.instagram.com/yukmabar.id/). Jika pada umumnya anak sekolah mengartikan MABAR dengan "Main Bareng", maka komunitas YUK MABAR disini memiliki kepanjangan "Yuk Main & Belajar". Komunitas ini bertujuan untuk meningkatkan semangat siswa dalam belajar, khususnya dalam belajar matematika.

Komunitas YUK MABAR memiliki konsep belajar dengan mengemas materi pembelajaran dalam bentuk permainan, dengan begitu anak akan lebih semangat dalam mempelajari materi, karena mereka terfokus dengan permainan. Namun tanpa disadari, dari permainan tersebut mereka juga menggerakkan otak mereka untuk berpikir matematika dan strategi supaya mereka dapat memenangkan permainan tersebut. 

Komunitas ini terinspirasi pula dari sebuah komunitas di Surabaya yang dibentuk sejak tahun 2016 yakni "Kampoeng Dolanan" (https://www.instagram.com/kampoeng_dolanan/). Jika pada komunitas Kampoeng Dolanan lebih berfokus pada permainan tradisional, maka komunitas YUK MABAR lebih berfokus pada permainan angka dengan harapan anak siswa sekolah dasar dapat lebih menyukai pelajaran matematika. 

Komunitas YUK MABAR memiliki 3 permainan yakni BILA (Bingo Penjumlahan), BILI (Bingo Perkalian), serta DOCA (Domino Pecahan). Permainan tersebut dapat digunakan sebagai alat peraga pembelajaran dalam mata pelajaran matematika yang tidak membosankan, sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan.

dokpri

Pada akhir masa KKN Back to Village ini, mahasiswi KKN 22 mengadakan lomba antar siswa Sumber Beringin yang terdiri dari berbagai macam kelas. Lomba ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar manfaat permainan yang dibuat oleh komunitas YUK MABAR, serta untuk mengevaluasi sampai kapan permainan tersebut dapat diterapkan guna mendukung proses pembelajaran siswa sekolah dasar.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline