Pandemi Covid-19 menyebabkan pemerintah Indonesia turut mengeluarkan beberapa himbauan publik, mulai dari Sosial Distancing, Work From Home hingga Pembelajaran Daring (Kelas Online).
Di Indonesia, hampir seluruh sekolah dan universitas sudah menerapkan seruan pembelajaran daring ini. Namun, pembelajaran daring yang diyakini sebagai sarana paling efektif selama pandemi nyatanya jauh dari yang diharapkan. Banyak tenaga pengajar, siswa dan mahasiswa merasa kesulitan selama proses pembelajaran ini dilaksanakan.
"Iya anak Ilmu Komunikasi lebih banyak mengerjakan tugas kelas online melalui google tetapi dikarenakan kendala dari jaringan internet dan kouta terbatas maka sering terjadi kurangnya keefektifan pembelajaran selama kelas online, setiap kali mengadakan diskusi melalui Google Meet jaringan internet selalu menjadi kendala dan sayapun masih kurang mengerti penjelasan materi melalui virtual". Ujar Firda Sardillah Mahasiswa USNI, Sabtu (26/6).
Lebih lanjut Firda menuturkan bahwa ia lebih memahami pembelajaran secara tatap muka dibanding kelas online karena kurangnya pemahaman terhadap materi yang diberikan dosen. Dan juga lebih efektif pembelajaran dan pemahaman materi saat tatap muka.
"Saya mengharapkan agar semua dosen bisa sangat lebih produktif dalam mengajar dan menjelaskan materi ke mahasiswa apalagi mahasiswa komunikasi harus bisa memahami setiap materi. Apalagi dosen juga harus mengerti setiap keadaan mahasiswa secara virtual ini banyak kendala mahasiswa sering merasakan dari susah sinyal, handphone dan laptop yang terkadang suka eror atau lemot dan kuota yang terbatas, dan perkuliahan secara tatap muka harus segera di laksanakan agar lebih Efektif". Ujar Firda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H