Lihat ke Halaman Asli

Nabila Andira

Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Riau

Kebenaran IPTEK dalam Surat Al-Anbiya Ayat 33

Diperbarui: 6 Juli 2024   15:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pengetahuan bemula dari rasa ingin tahu manusia yang kuat. Rasa ingin tahu yang bergejolak ini memiliki kekuatan yang dahsyat untuk mendorong manusia menemukan sebuah jawaban. Di samping rasa ingin tahu, berbagai problem yang dihadapi manusia juga menjadi sebab manusia melakukan proses berpikir panjang untuk menemukan solusinya. Dengan cara berpikir, merenung, mengamati, mengkaji, menganalisa, dan menyimpulkan sebuah objek kajian secara konsisten dan sistematis, manusia dapat memperoleh pengetahuan.


Manusia selalu diliputi oleh rasa ingin tahu, dan untuk itu manusia akan selalu berpikir dan berpikir untuk menemukan jawabannya. Jawaban-jawaban dari rasa ingin tahu itu dapat dikatakan sebagai pengetahuan. Pengetahuan ini akan menjadi sebuah ilmu manakala memenuhi kreteria ilmiah, rasional, sitematik, konsiten, dan diperoleh melalui prosedur metode ilmiah. Seiring dengan kemajuan berpikir manusia dewasa ini, ilmu pengetahuan berkembang sangat cepat. Perkembangan ilmu pengetahuan ini telah memasuki hampir seluruh bidang kehidupan masyarakat modern. Hampir tidak ada satu masyarakat pun di era ini yang sama sekali tidak tersentuh oleh kesuksesan para ilmuwan.


Tidak dipungkiri bahwa Ilmu pengetahuan dan teknologi kedua-duanya memiliki andil besar bagi kemajuan, peningkatan taraf kehidupan dan dalam membangun peradaban manusia. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia banyak melakukan perubahan dan perbaikan disegala aspek bidang kehidupannya. Dalam pandangan Islam, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memiliki kedudukan penting sebagai sarana untuk memahami ciptaan Allah dan mengapresiasi kebesaran-Nya.


Al-Quran sering kali dianggap sebagai sumber inspirasi bagi perkembangan iptek, dengan banyak ayat yang mendorong umat Islam untuk berpikir kritis, belajar, dan mengeksplorasi alam semesta. Islam tidak memandang ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang bertentangan dengan ajaran agama; sebaliknya, banyak penemuan ilmiah yang ditemukan sesuai dengan ayat-ayat Al-Quran, menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan dan agama dapat saling mendukung. Nabi Muhammad SAW sendiri menekankan pentingnya menuntut ilmu, menganggapnya sebagai kewajiban bagi setiap Muslim tanpa memandang jenis kelamin.


Kebenaran tentang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) terdapat dalam Qur'an Surah Al-Anbiya ayat 33 yang berbunyi: Surah Al-Anbiya ayat 33 berbunyi:

Artinya: "Dan Dialah yang menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya."


Ayat ini menjelaskan kekuasaan Allah SWT dalam menciptakan alam semesta dan mengatur peredaran benda-benda langit. Beberapa poin penting dari ayat ini:


1. Penciptaan Malam dan Siang
Allah menciptakan malam dan siang sebagai tanda kekuasaan-Nya dan sebagai waktu untuk beristirahat dan bekerja bagi manusia.


2. Matahari dan Bulan
Allah menciptakan matahari dan bulan yang memiliki peran penting dalam kehidupan di bumi. Matahari memberikan cahaya dan panas yang diperlukan untuk kehidupan, sementara bulan memiliki peran dalam mengatur pasang surut air laut dan juga berpengaruh pada kalender lunar.


3. Garis Edar
Ayat ini menekankan bahwa semua benda langit, termasuk matahari dan bulan, bergerak dalam orbit yang telah ditentukan oleh Allah. Ini menunjukkan keteraturan dan keseimbangan dalam alam semesta yang diciptakan oleh Allah.

 Ayat ini mengajak manusia untuk merenungkan kekuasaan dan kebesaran Allah dalam menciptakan dan mengatur alam semesta, serta mengingatkan kita akan ketergantungan kita kepada-Nya dalam segala aspek kehidupan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline