Di Indonesia banyak sekali ketimpangan pendapatan dan perbedaan dalam perkembangan antara wilayah perkotaan dan pedesaan yang menjadi faktor utama pada kesenjangan sosial dan ekonomi. Generasi muda menaruh harapan besar terhadap presiden baru Prabowo Subianto untuk menuju Indonesia emas 2024, dengan menciptakan negara yang adil dan harmoni terutama dalam mensejahterakan masyarakat. Kesenjangan sosial dan ekonomi merupakan tantangan besar yang harus dihadapi oleh negara dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, kesehatan, akses terhadap pekerjaan, inovasi dan teknologi, serta tata kelola pemerintahan yang terbuka.
Ketimpangan pada pendidikan terutama dalam memberdayakan masyarakat yang adil dan berkeadilan. Masih banyak anak-anak yang tidak mendapat pendidikan yang layak karena ketidakmampuan finansial keluarga, serta akses pendidikan yang terbatas oleh jarak, transportasi, dan kekurangannya fasilitas pendidikan terutama di daerah pedesaan atau terpencil. Kaum muda berharap agar pemerintah dapat menyediakan berbagai program beasiswa, bantuan finansial, serta transportasi dan fasilitas yang memadai, dan pemanfaatan teknologi untuk memperluas jangkauan pendidikan. Dalam pelayanan kesehatan pun masih sering terjadi kesenjangan, dimana pelayanan yang diterima masyarakat menengah ke atas akan didahulukan terlebih dahulu dan menengah ke bawah akan diperlakukan agak belakangan dalam perawatan. Dengan meningkatkan pendanaan untuk pusat kesehatan masyarakat, dan berinvestasi dalam infrastruktur pelayanan kesehatan. Pemerintah dapat menyediakan klinik keliling dan program penjangkauan layanan kesehatan bagi masyarakat yang kurang terlayani.
Berdasarkan catatan BPS jumlah pengangguran dan tingkat pengangguran di Indonesia terus menurun pada tahun 2022, tetapi dari data IMF angka pengangguran Indonesia justru berada di level rawan dibandingkan Negara ASEAN lainnya, dimana tingkat pengangguran Indonesia menempati posisi pertama pada tahun 2024, yang artinya tingginya pengangguran di Indonesia adalah rendahnya minat pengusaha untuk membuka lowongan pekerjaan dan berdampak negatif pada perekonomian serta kesejahteraan masyarakat. Generasi muda berharap adanya penyediaan peningkatan pendidikan dan keterampilan guna membantu tenaga kerja menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi dan industri, dukungan UKM dapat membantu memperluas lapangan kerja baru, serta kebijakan yang fleksibel dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi penciptaan lapangan kerja.
Di era digital saat ini, inovasi baru terus berkembang dan bermunculan untuk menguasai cara manusia untuk melakukan berbagai aktivitas. Harapan besar agar pemerintah dalam peningkatan inovasi dan teknologi, tidak hanya menjadi pengguna pasif, tetapi juga generasi muda ikut berperan aktif sebagai pencipta dan penggerak perubahan. Dengah skill kreatif, inovatif, dan produktif, diperkaya dengan berbagai keterampilan dan dukungan dari berbagai sektor, dengan ini Indonesia akan mampu berkompetisi pada tingkat global, sehingga peran generasi muda sebagai tonggak masa depan bangsa memiliki peran yang strategis dalam pembangunan, dan akan menjadi kekuatan ekonomi rangking teratas di dunia.
Harapan lain generasi muda terhadap presiden terbaru ingin memiliki sikap kepemimpinan yang terbuka, transparan, dan mampu mengelola sistem kepemerintahan yang baik dan adil. Dengan harapan tersebut dapat membuka akses informasi publik dan melibatkan masyarakat dalam pengawasan kebijakan pemerintah. Demikian adanya transparansi, diharapkan praktik korupsi dapat diminimalisir, sehingga kepercayaan publik terhadap pemerintah dapat meningkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H