Lihat ke Halaman Asli

Cara Tepat Disiplin pada Anak

Diperbarui: 7 Desember 2023   19:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi murid dan guru (https://unsplash.com/photos/N_aihp118p8)

Disiplin merupakan sikap yang perlu ditanamkan sejak dini pada anak. Disiplin merupakan pengarahan tingkah laku dimana pengarahan tersebut harus dilakukan secara benar, baik, dan menyenangkan. Penanaman disiplin dilakukan sedini mungkin guna anak terbiasa berperilaku disiplin. Hal ini bisa dilakukan ketika anak sudah mulai menginjak usia 18 bulan. 

Kaidah pendisiplinan harus dengan kasih sayang tanpa menggunakan fisik maupun kekerasan. Karena pada dasarnya disiplin ialah membentuk kebiasaan baik sehingga harus meninggalkan kenangan yang baik. Jangan sampai proses mendisiplinan malah cenderung memaksa dan menyudutkan sehingga anak merasa terbebani dan enggan. 

Ketika kita tidak membiasakan proses mendisiplinan sejak dini, kelak anak tidak akan punya rasa tanggung jawab pribadi. Misal ketika ananda selesai bermain, mainan yang digunakan tidak dirapikan kembali, kemudian ibu yang membereskannya. Setelah beranjak dewasa kelak akan terbentuk kebiasaan bergantung pada orang lain dan tidak memiliki rasa tanggung jawab pada diri. Selain itu anak juga tidak mampu menempatkan diri dalam kelompok-kelompok orang. Maka dari itu, ketika kita sayang pada mereka, lakukanlah sejak dini. Namun perlu diperhatikan pula proses pendisiplinan seperti apa yang baik?

Hindarilah argumen yang terlalu banyak. Jangan sampai meninggalkan kesan di dalam diri mereka hal hal tersebut menjadi sebuah keterpaksaan dan keburukan. Gunakan kalimat dan perkataan yang tidak tajam. Jangan sampai kita menyudutkan anak kita dan menyalahkannya. Seolah perbuatan ananda adalah salah dan buruk
Sejatinya membiasakan sikap disiplin adalah untuk mengarahjan tingkah laku anak sampai dia tua. Maka dari itu perlu ditanam dalam-dalam dan bukan hanya sekadar masuk kuping kanan keluar kuping kiri.
Lantas ketika ayah dan bunda sudah menjalankan proses pendisiplinan tersebut, bagaimana dengan lingkungannya?
Jika lingkungan mendukung proses pendisiplinan pada anak, maka nersyukurlah. Namun jika lingkungan malah bertolak belakang dengan ayah bunda, maka yuk kita berjuang sedikit lebih keras. Biasanya anak akan lebih dimanjakan oleh nenek dan kakeknya. Hal ini tentu didasari oleh berbagai hal. Tugas kita sebagai orang tua adalah membicarakannya. Disinilah peran suami dibutuhkan. Ayah, jadikan momen ini untuk merendahkan dirimu dan suaramu, gunakan kalimat-kalimat tanya, dan sampaikanlah hal yang ingin dikatakan, tentu dengan kalimat yang baik.
Bagaimana bila ada resistensi?
Maka berhentilah dahulu.
Ketika belajar disiplin kita dipaksa untuk berlaku tega. Namun harus digaris bawahi bahwa perlu adanya rambu dalam rasa tega tersebut. Rasa tega perlu disesuaikan dengan usia, kehidupan emosi, dan tingkat kecerdasan anak. Kita juga harus dapat membaca bahasa tubuh dan menebak perasaan anak. Agar kita dapat menyesuaikan sesuai dengan posisi ananda.
Begitu penting ternyata pembiasaan disiplin tersebut. Yuk kita mulai belajar dan tanamkan agar tidak menyesal di krmudian hari. Semangat!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline