Penulis : Nabila Galuh Rindarti dan Sundahri FAPERTA UNEJ
Email : sundahri.faperta@unej.ac.id
Selama pertumbuhan dan perkembangan tanaman kedelai di lapangan akan selalu terjadi gangguan yang diakibatkan oleh serangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman). Hambatan inilah yang menyebabkan turunnya kualitas dan hasil panen kedelai. Phakopsora pachyrhizi S merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh hama yang menyerang tanaman kedelai yang dikenal dengan penyakit karat daun kedelai. Penyakit karat daun kedelai yang disebabkan oleh Phakopsora pachyrhizi S. merupakan penyakit yang paling sering dijumpai pada tanaman kedelai yang petani budidayakan sehingga menjadi kendala terhadap upaya untuk mempertahankan produksi kedelai di tingkat petani. Kehilangan hasil produksi sebesar 90% diakibatkan oleg serangan karat daun yang disebabkan oleh beberapa faktor meliputi kondisi lingkungan yang mendukung intensitas penyakit, pengendalian penyakit yang tidak optimal, dan ketahanan tanaman.
Ketahanan tanaman kedelai terhadap seranga penyakit disebabkan oleh perubahan dengan munculnya jenis baru yang lebih virulen, kondisi iklim yang ekstem akibat pemanasan global, serta kondisi tanah kurang unsure hara yang dibutuhkan tanaman, sehingga berpotensi untuk mendukung infeksi pathogen dan perkembangan serangan penyakit karat daun kedelai. Pengendalian hayati dengan menggunakan mikroorganisme sebagai agen hayati untuk mengendalikan penyakit pada tanaman kedelai menjadi salah satu alternatif dalam upaya menekan serangan patogen. Salah satunya adalah fungi Mikoriza Arbuskula.
Fungi Mikoriza Arbuskula dikenal sebagai fungi tanah atau akar karena habitatnya berada di dalam tanah dan di area perakaran tanaman. Simbiosis antara Fungi Mikoriza Arbuskula dan tanaman dilaporkan dapat meningkatkan ketahanan dan telah diuji pada jeruk, kapas, tomat, dan kedelai. Tanaman kedelai yang terinfeksi fungi mikoriza akan mengakibatkan fitoaleksin meningkat, yang dapat meningkatkan pula ketahanan tanaman kedelai terhadap beberapa pathogen. Inokulasi mikoriza dapat meningkatkan jumlah bintil akar secara nyata pada tanaman kedelai. Mikoriza juga mampu meningkatkan produksi hormon seperti auksin dan sitokinin yang dapat mendukung pertumbuhan akar sehingga mampu meningkatkan aktifitas rhizobium untuk membentuk bintil akar. Tanaman yang mengandung mikoriza tersebut juga mampu meningkatkan kapasitas dalam penyerapan unsur hara. Mikoriza Arbuskula tersebar sangat luas dan ada pada sebagian besar ekosistem yang menghubungkan antara tanaman dengan rizosfer, yang mempunyai kemampuan untuk meningkatkan serapan air pada akar
Mikoriza arbuskular memiliki potensi yang cukup besar dalam meningkatkan keberlanjutan ekosistem pertanian melalui peranannya dalam meningkatkan siklus nutrisi tanaman dan proses perbaikan agregat tanah. Proses ini dapat menghasilkan kemampuan tumbuh bibit yang lebih baik, biodiversitas tanaman dan produktivitas tanaman meningkat. Mikoriza arbuskular merupakan salah satu jenis pupuk hayati yang berasal dari mikroorganisme. Mikoriza adalah suatu bentuk hubungan simbiosis mutualistis antara cendawan/jamur dan perakaran tanaman. Mikoriza mempunyai kemampuan untuk berasosiasi dengan hampir 90% pada tanaman kedelai serta dapat membantu dalam meningkatkan efisiensi penyerapan unsur hara (terutama fosfor) pada lahan marginal. Prinsip kerja dari mikoriza. Dengan menginfeksi sistem perakaran tanaman inang, memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman yang mengandung mikoriza mampu meningkatkan kapasitas dalam penyerapan unsur hara.
Mikoriza arbuskular memiliki manfaat pada tanaman kedelai seperti :
1. Keasaman Tanah
Pemberian FMA mampu meningkatkan pH tanah dan memperbaiki tingkat kesuburan tanah. Hal ini dikarenakan dengan adanya aktivitas dan metabolisme FMA serta perlepasan senyawa organik berupa asam-asam amino yang dapat mengikat kation-kation Al sehingga membentuk senyawa organik Al yang tidak larut. FMA melalui proses enzimatiknya mampu mengurai Al dan Fe yang terfiksasi sehingga mampu meningkatkan pH tanah.
2. Meningkatkan Penyerapan Unsur Hara (Unsur P)
Phospor merupakan salah satu hara makro yang dibutuhkan tanaman. Sebagai hara makro P dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar oleh tanaman (namun sedikit lebih kecil dibandingkan N dan K), dan jika ketersediaannya terbatas maka dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Peranan P bagi tanaman sangat besar, karena P berpengaruh secara nyata dalam pembelahan sel dan pembentukan lemak serta albumin, pembungaan dan pembuahan, perkembangan akar, memperkuat batang pada tanaman kedelai, memperbaiki kualitas tanaman kedelai, kekebalan terhadap penyakit tertentu, meningkatkan metabolisme karbohidat, proses penyimpanan dan transfer energi (misalnya ATP dan ADP), serta terlibat dalam proses pembentukan nucleoprotein (RNA dan DNA). Tanaman yang bermikoriza (endo- mikoriza) dapat menyerap pupuk P lebih tinggi (10-27%) dibandingkan dengan tanaman yang tidak bermikoriza (0.4-13%).