Menurut KBBI, arti literasi adalah kemampuan menulis dan membaca. Pengertian literasi dapat diartikan sebagai pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu. Literasi adalah keterampilan kunci untuk masa depan karena kemampuan literasi yang baik memungkinkan seseorang untuk memahami, menganalisis, dan menggunakan informasi secara efektif.
Mengutip dari kata-kata Albert Einstein, "Buku adalah teman orang berilmu serta orang-orang yang menginginkan kehebatan dalam hidupnya". Tak dapat dipungkiri, banyak orang-orang hebat di dunia yang lahir dari dunia literatur. Pergerakan kemerdekaan Indonesia pun, dulu dimulai dari para pahlawan yang merupakan tokoh terpelajar di negeri ini. Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara, hingga Gusdur dan Habibie, adalah sederet tokoh yang literat. Mereka membaca sepanjang hidupnya.
Kondisi literasi Indonesia
Indonesia dalam survei yang dilakukan oleh UNESCO memiliki persentase minat baca 0.001 persen yang artinya, hanya 1 orang yang membaca di antara 1000 orang. Riset berbeda yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61).
Pada Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2009-2015, persentase penduduk yang melek huruf telah melampaui angka 90 persen. Namun data melek huruf tersebut, menurut Miller, tidak memiliki hubungan yang berarti pada tingkat literasi masyarakat belakangan ini.
Tingkat pendidikan, lamanya waktu belajar, biaya pendidikan, naiknya nilai pelajaran tidak menjadi acuan untuk mengukur tingkat literasi masyarakat. Buktinya, hasil menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki literasi yang tergolong rendah meskipun wajib belajar telah diterapkan di semua daerah.
Rendahnya Literasi, di mana Permasalahannya?
Menurut dosen Biologi Universitas Indonesia, "Indonesia tidak punya tradisi menulis, masyarakat lebih banyak bicara tanpa menuliskannya". Hal tersebut didukung oleh sejarah Indonesia di mana cerita fabel dan legenda lebih banyak ditemukan di masyarakat ketimbang prasasti berisi tulisan.
Namun menurut Ketua Umum Forum Taman Baca Masyarakat (TBM), Firman Hadiansyah, rendahnya minat baca di Indonesia dikarenakan akses terhadap buku yang masih terbatas di berbagai daerah. Tidak semua sekolah di Indonesia memiliki fasilitas perpustakaan yang layak. Perpustakaan di beberapa daerah juga masih perlu dikembangkan.
Rendahnya literasi Indonesia juga dikarenakan kondisi lingkungan yang kurang mendukung perilaku suka membaca. Para orang tua di Indonesia belum membiasakan anak-anak untuk membaca sejak kecil. Hal tersebut juga diperkuat dengan budaya menonton televisi yang lebih sering dilakukan oleh anak-anak. Apalagi di era digital seperti sekarang, akses tontonan untuk anak-anak semakin bervariasi.