Lihat ke Halaman Asli

Kok Gini Sih Grand Final Pansus Century? Coba Bandingkan dengan Anak SMP

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Melihat tayangan televisi malam ini tentang proses pemungutan suara di DPR kok agak geli ya. Sedikit terbahak, sedikit malu, sedikit aneh. Nyengir aja deh.. Aneh waktu melihat mereka mesti didikte dulu hanya untuk mengeluarkan pulpen untuk mencatat, bercanda-bercana sambil berdiri. Disuruh duduk, tapi nggak duduk-duduk. Susah banget ya untuk kembali duduk lagi. Ada yang teriak-teriak bercanda juga. Pake microphone lagi. Ckckckckckck..

Kalau boleh dibandingkan dengan kondisi kelas saya di sekolah sekarang ini, kayaknya lebih mudah mengontrol kelas saya. Di kelas saya banyak loh anak-anak yang cenderung rusuh, cenderung susah banget disuruh diam. Tapi kalau lihat tayangan ini, kayaknya guru saya sangat bersyukur memiliki murid seperti kami yang kayaknya masih lebih mudah di kontrol. Hanya dengan “Diam ya.. Ibu dulu yang berbicara”, atau mungkin hanya dengan isyarat “sssttttt!!!”, atau malah guru yang sedang mengajar hanya diam tanpa kata, seakan membiarkan muridnya bercanda saja murid-murid di kelas sudah langsung diam karena takut jadi masalah dengan guru. Kita takut kalau guru itu marah, nggak mau mengajar lagi. Kan repot nanti urusannya. Anggota DPR astagaaa... ketuanya udah bilang "Duduk.. duduk...!!" tetap aja masih berdiri, bercanda.

Kalau ada voting di kelas juga kayaknya oke-oke aja tuh, tenang-tenang aja. Ya mungkin awalnya rusuh. Tapi dikontrol sedikit juga langsung tenang. Voting di kelas memang ada serunya, tapi nggak pernah sampai kaya di DPR itu. Voting di kelas selalu berjalan sehat-sehat aja. Nggak kayak mereka di ruang sidang itu yang, hmmmm... rusuh! Pingin eksis ya om, tante?? Biar banyak di sorot camera. Ada kiat lain kok untuk eksis. Nanti teman-teman kasih tahu deh... He he.

Kalau tadi banyak yang keluar dari ruang sidang karena alasan bosan, lebih gila lagi ya. Di kelas saya kalau bete ngikutin pelajaran ya diam aja. Mau gimana lagi. Emang sudah kewajiban kita mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik sesuai waktu yang ditentukan. Jadi nggak ada alasa bete untuk keluar. Kayaknya kalau ada yang berani ‘cabut’ karena bosan, sama aja kayak sudah bosan dapat nilai. Cari perkara lah judulnya.. Kan mereka yang di ruang sidang itu memang dibayar untuk itu. Mengikuti sidang sebaik-baiknya, bekerja untuk negara. Konyol kalau keluar alasannya bosan. Saya juga bosan kalau suruh mengikuti pelajaran ****, tapi kan ya memang sudah kewajiban.

Beda lagi ceritanya sama bermain handphone, blackberry lah. Di DPR bisa seenaknya aja main bb di atas meja, santai banget. Yaampunnn... Kalau dibandingkan lagi sama anak sekolahan, ya beda banget. Nggak ada yang berani main bb terang-terangan gitu di kelas. Nekat banget juga di bawah kolong. Itu juga kalau gurunya nggak lihat. Tadi di DPR, nggak sengaja lihat ada yang sampai foto-foto. Wah, eksis dong ya habis ini langsung upload facebook sama twitter. Fyi, kalau anak-anak sekolahan juga dikolong mainan rubiks, bukan mainan bb. He he. Ngga penting ya.. kayak becandaan-nya DPR yang pakai diucapkan dengan microphone. O i ya, kalau becanda di sekolah juga pelan banget kali. Kencang-kencang cari masalah apa sama guru??

Okelah... Cukup sudah perbandingan anatara DPR dan murid kelas di sekolah saya. Enakan mana hayooo.. ngontrol murid SMP yang katanya badel-bandel, apa ngontrol anggota dewan di ruang sidang????

Wassalam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline