Lihat ke Halaman Asli

RTBL Kawasan Pusaka Soasio sebagai Produk Pengaturan untuk Mewujudkan Kota Pusaka yang Berkelanjutan

Diperbarui: 11 Desember 2017   11:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: sejarahlengkap.com

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)adalah panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan. Kawasan Pusaka Soasio, merupakan salah satu kota yang menyimpan peninggalan bersejarah dari kesultanan Islam Tidore. Sebagai kawasan yang menjadi pusat kesultanan, perlu dilakukan pengaturan bangunan dan lingkungan yang mendukung identitas kawasan serta mempertimbangkan aspek lingkungan.

Kegiatan penyusunan RTBL Kawasan Pusaka Soasio dimaksudkan untuk terwujudnya dokumen rancang bangun kawasan pusaka Soasio meliputi kawasan benteng, keraton, dan peninggalan cagar budaya lainnya serta penataan kawasan sekitar pantai, sehingga kawasan tersebut dapat dikendalikan dan diwadahi sesuai dengan rencana tata bangunan dan lingkungan yang ada. RTBL Kawasan Pusaka Soasio sebagai produk pengaturan diharapkan dapat mensinergikan seluruh perencanaan yang ada sehingga dapat mendukung dan memberikan kontribusi terhadap terwujudnya Kota Pusaka yang berkelanjutan.

Wilayah perencanaan RTBL Kawasan Pusaka Soasio didasarkan pada penentuan lokasi berdasarkan Undang-Undang No.11 Tahun 2010, perda RTRW Kota Tidore Kepulauan, dan Rencana Aksi Kawasan Pusaka (RAKP) meliputi sebagian Kelurahan Soasio seluas 45 Ha, sebagian Kelurahan Gamtufkange seluas 15 Ha, sebagian Kelurahan Tomagoba seluas 7,5 Ha dan sebagian Kelurahan Indonesiana seluas 12 Ha. Sehingga batas wilayahnya meliputi 79,5 Ha ditekankan pada penataan kawasan bersejarah mulai dari benteng Tahula hingga sekitar Tugulufa. Kondisi fisik kawasan perencanaan didominasi oleh permukiman dan bangunan cagar budaya.

Kawasan lindung berupa hutan mangrove dan ruang terbuka hijau. Kawasan budidaya berupa perumahan, fasilitas umum, perdagangan dan jasa, serta perkantoran pemerintah. Cagar budaya yang ditemukan di Soasio sebagian besar berkaitan dengan peninggalan Kesultanan Tidore, selain cagar budaya lainnya yaitu peninggalan kolonial. Adapun cagar budaya yang dimaksud antara lain Kedaton Sultan Tidore (Kadato Kie), Bangunan-bangunan bekas kedaton lainnya atau yang pernah ditinggali oleh sultan, Mesjid Kesultanan, Dermaga Sultan, Makam Sultan dan kerabatnya, Makam Sultan Nuku, Benteng Torre, dan Benteng Tahula.

Analisa pengembangan di Kawasan Pusaka Soasio diarahkan bentuk bangunan harus disesuaikan dengan bentuk aslinya, sehingga sejarah Pusaka Tidore akan tetap melekat pada kawasan perencanaan. Bangunan cagar budaya diharapkan memberikan manfaat dan memberikan fungsi lain (selain sebagai benda cagar budaya), dengan tetap melestarikan bentuk bangunannya. Pengembangan kota wisata (fisik, sosial budaya). Pengembangan ruang publik untuk kegiatan kuliner dan kerajinan daerah. Perlu adanya monumen, yang menceritaan sejarah Soasio. Perlu adanya penanda atau batas adat. Arahan kegiatan perlu di rumuskan dalam rencana pengembangan kawasan.

Strategi pertumbuhan didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, aset, profit atau kombinasi ketiganya. Pertumbuhan dalam pariwisata, terkait wilayah perencanaan untuk wisata sejarah dan bahari adalah pertumbuan jumlah kunjungan wisatawan (frekuensi kunjungan dan asal daerah wisatawan), aset (objek dan daya tarik wisata, prasarana dan saran pendukung), pendapatan (retribusi masuk dan jumlah yang dibelanjakan). Strategi yang direncanakan di wilayah perencanaan adalah mengoptimalkan potensi wisata sejarah, mengoptimalkan potensi wisata pantai, peningkatan tata kualitas lingkungan kawasan, penanganan sistem drainase, dan pengelolaan sampah.

Dengan visi RTBL Kawasan Pusaka Soasio "Mewujudkan Kawasan Pusaka Soasio sebagai unggulan dan nyaman huni dengan karakter pariwisata berbasis budaya, pendidikan, bahari yang inklusif, serta pusat pelayanan berwawasan lingkungan" diturunkan dalam 4 misi yaitu Mewujudkan tata kelola kawasan pusaka Soasio yang baik, Melestarikan tata ruang dan morfologi Kawasan Pusaka Soasio yang berkelanjutan, Mewujudkan tata bangunan dan lingkungan kawasan pusaka unggulan yang nyaman huni dan berstandar internasional, dan Mewujudkan sarana dan prasarana publik yang mendukung kegiatan pariwisata dan pusat pelayanan yang berstandar internasional.

Urgensitas dari penataan bangunan dan lingkungan di Kawasan Pusaka Soasio diutamakan pada penciptaan kawasan Pusaka Soasio sebagai kawasan Pariwisata berbasis Budaya, Pendidikan, dan Bahari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline