Lihat ke Halaman Asli

Nabial C G

Apoteker/Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Cashless itu Menyenangkan tapi Ingat Kita Tinggal di Indonesia

Diperbarui: 1 September 2024   15:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Vitaly Gariev on Unsplash   

Entah siapa yang mempopulerkan pembayaran QRIS di Indonesia namun, itulah normal yang baru saat ini. Rasanya saya masih ingat dulu rumitnya memahami internet itu seperti apa, dan untuk apa. Bahkan saya dulu membuat akun Friendster hanya untuk ikut-ikutan, dan tidak tahu fungsinya apa. 

Beranjak semua dunia maya keluarga saya pun mulai ikut-ikutan membuka Warnet (Warung Internet). Untuk generasi baru Warnet ini adalah tempat paling bertuah bagi generasi Milenial yak tolong jangan lupakan sejarah.  

Ya rasanya aneh saja semuanya bisa dilakukan secara daring saat ini hingga transaksi semua lini bisa dilakukan dengan bantuan jaringan internet. Sebuah hal yang tak terbayangkan waktu saya kecil. Kalau dulu kepingin punya dompet tebal sekarang kepingin saldo maksimal. 

Jaringan Internet belum mumpuni

Tidak semua sudut Indonesia itu jaringan internetnya apik apalagi mumpuni. Sehingga penerapan pembayaran dengan uang digital tidak bisa dilakukan secara tepat. Ya tentunya kepemilikan uang tunai masih diperlukan.

Percuma saldo berjuta-juta dalam genggaman tapi, tidak bisa digunakan karena, tidak memiliki akses internet. Ya mau tidak mau sedia cash menjadi hal yang diutamakan. Bahkan dibeberapa daerah sistem perdagangan ada yang memakai sistem barter.

Tidak semua suka perbankan digital

Saya percaya bahwa dari kita semuanya suka jajan di pinggir jalan, dari cilok, cimol, batagor dan lain-lainnya. Memang ada beberapa penjual yang sudah memakai tapi, banyak juga loh yang enggan menggunakan karena keterbatasan kemampuan.

Ya masa kita memaksa para pedagang harus mengikuti cara hidup baru yang sebenarnya tidak wajib untuk dimiliki. Mereka juga memiliki prioritas lain.

Parkir masih merajalela

Hal terakhir tentu saja masih ada tukang parkir yang dimana kita harus selalu siap sedia uang pecahan dua ribu rupiah. Masa iya mau bayar pakai QRIS atau transaksi transfer uang. Saya percaya dari kita semuanya pelajar ataupun pekerja menggunakan jasa parikir ini mau itu liar atau legal tetap uang Rp. 2000 menjadi hal wajib untuk membayar jasa parkir.

Uang tunai masih diperlukan, dan digunakan jadi jika ada yang punya ide untuk menjadi cashless secara utuh urungkan niatmu dari sekarang karena, akan ada kerepotan-kerepotan yang akan datang nantinya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline