Lihat ke Halaman Asli

Nabial C G

Apoteker/Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Mikroplastik, Ekonomi Sulit Sehat pun Sulit

Diperbarui: 11 Agustus 2024   09:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ILUSTRASI | Photo by FlyD on Unsplash   

Saat dana mu pas-pasan, dan gaji mu keluar masuk tidak menetap, akan menjadi sebuah kehororan jika jatuh sakit. Dan ada alasan lain juga kenapa kita yang hanya memiliki dana pas-pasan rentan sakit tidak lain tidak bukan adalah gaya hidup sehat itu mahal harganya. 

Gaji keluar masuk memenuhi kebutuhan lain, membayar cicilan motorlah, cicilan rumah lah, dan bayar paylaterlah. Hal ini membuat kesehatan keuangan terganggu, dan juga mengganggu kesehatan raga kita sebagai manusia.

Saya semakin meyakini bahwasanya kita yang punya dana pas-pasan itu tidak diciptakan untuk sehat melainkan untuk hanya bertahan hidup, sebagai budak debitur. Kesehatan menjadi barang langka untuk kita. 

Hal ini saya yakini karena, membaca jurnal yang berjudul Cutting Boards: An Overlooked Source of Microplastics in Human Food? Bahwa dampak mikroplastik pada kesehatan sangat membahayakan tubuh kita. 

Mikroplastik yang mengendap di dalam tubuh akan sulit dicerna atau diserap oleh tubuh. Kemudian mikroplastik yang mengendap mampu menimbulkan iritasi. Kandungan mikroplastik jika terlalu lama mengendap bisa menimbulkan peradangan yang dapat memicu timbulnya tumor bahkan kanker.

Penggunaan plastik pada kemasan, peralatan masak, dll, tentunya sering kita gunakan setiap harinya. Selain murah tentu fungsinya tepat guna untuk kita. Dalam jurnal kesehatan tersebut hal yang diujikan adalah penggunaan talenan untuk memotong sayuran. Talenan yang digunakan berbahan plastik nyatanya membawa marabahaya tanpa kita duga. 

Dan saya meyakini bukan saya seorang yang menggunakan talenan berbahan plastik ini. Mana ada pikiran kita untuk menyisihkan uang untuk membeli peralatan memasak yang memiliki standar kesehatan mumpuni. 

Selain penggunaan peralatan memasak kita juga sering mengedepankan kenyang ketimbang nutrisi makanan yang kita makan. Kenyang sama dengan makan nasi, dan nasi penuh dengan kalori. Mie instan pakai nasi adalah tradisi yang sudah mengakar pada masyarakat kita. 

Dominasi makanan berkalori tinggi berpotensi dengan obesitas, dan tentunya rentang dengan penyakit-penyakit lainnya seperti Diabetes Melitus. 

Makanan Sehat itu Mahal?

Kampanye 4 sehat 5 sempurna masih relevan menurut saya untuk digalakkan pada era saat ini. Makanan yang terdiri dari karbo, protein, serat, buah, dan susu sudah mumpuni untuk asupan nutrisi kita sehari-hari. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline