Bagi perantau rasanya sudah bersahabat dengan rasa rindu kampung halaman dan rasa duka akan kekecewaan. Aku mengamini hal itu sebagai perantau dari tahun 2011.
Hingga kini perasaan menjadi perantau yang pelik masih mengahantui. Terkadang untuk membasuh rasa itu menghibur diri dengan lagu, dan tak ayal lagu yang ku putar adalah lagu Mas Iksan Skuter yang berjudul Kukira Jakarta.
Lagu Kukira Jakarta ini sendiri masuk album Folk Populi Folk Dei dan dipandu oleh dapur rekamanan Sunset Road Records .
Lirik:
Hening di desaku Kini aku rindu
Aku ingin pulang, tapi tak punya uang
Dulu aku petani kini sudah tak lagi
Harga produksi tinggi harga jual anjlok lagi
Aku kira Jakarta adalah ladang emas
Yang kan bisa memberi jawaban atas mimpiku
Ternyata aku salah, ternyata aku keliru
Aku rindu desaku
Pagi sudah datang, saatnya aku kerja
Berangkat jam 5 pagi dan pulang malam hari
Kini aku menjadi kuli di negeriku sendiri
Kini aku menjadi budak di tanahku sendiri
Aku kira Jakarta
Ladang emas bagiku
Aku kira Jakarta jawaban atas mimpiku
Hening di desaku, Aku sedang rindu
Aku merindukanmu di tengah macet Jakarta.
Lagu yang menggambarkan Mas Iksan yang berkutat dengan kehidupan ibukota. Menurutku lirik ini sangat deskriptif menceritakan kisah mas Iksan yang pelik dengan kehidupannya.
Dan untukku aku merasakan hal yang sama dengan perasaan yang ia sampaikan pada lagu ini. Sebagai anak daerah yang cukup plosok tentu merantau adalah jalan satu-satunya meraih impian. Namun, tak ayal kehidupan begitu banyak cabangnya kadang apa yang kita harapkan tak sesuai dengan keinginan.
Ya seperti liriknya Aku kira Jakarta adalah ladang emas yang kan bisa memberi jawaban atas mimpiku ternyata aku salah, ternyata aku keliru.
Walaupun diriku tidak merantau di ibukota aku paham rasanya dikecewakan dengan harapan. Sering aku putar lagu ini sebagai pengingat kalau bukan aku seorang saja yang sedang berusaha. Menyadari hal itu ada rasa yang teguh untuk tidak merasa kesepian, dan tetap berusaha.
Selamat mendengarkan