Lihat ke Halaman Asli

Nabial C G

Apoteker/Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Pengalaman Mendapatkan Penipuan Via Telepon

Diperbarui: 20 Januari 2023   11:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Scam Alert photo from Freepik

Sering kali mendengar cerita kisah perihal penipuan via telepon ataupun SMS (Short Message Service)dulu. Sering kali juga menonton video kisah lucu penipu dipermainkan dengan orang-orang hingga kesal. Hingga bertukar kata makian, semua nama nama-nama penghuni kebun binatang dikeluarkan.

Dari kisah-kisah yang ditonton dan aku dengar terbesit rasa keinginan untuk mendapatkan pengalaman yang sama. Dalam hati terbesit kata kok aku tidak pernah yah? ada rasa ingin mendapatkan pengalaman tersebut yang amat sangat dalam.

Bahkan saat kuliah dulu yang dimana belum jaman WhatsApp pun ada beberapa kenalan mahasiswa yang mendapatkan telpon penipu dan naasnya kala itu teman ku menjadi korban hingga terkuras ratusan ribu.

Ya belum ada aplikasi get contact kala itu untuk mengecek siapa yang menelpon atau semacamnya. Ditambah kebanyakan mahasiswa status perantauan yang dimana minim akses komunikasi di kampung halaman.

Dan sepertinya harapan untuk mendapatkan pengalam ini tuntas sudah. Sebelum berakhirnya tahun 2022 aku mendapatkan telepon dari penipu. Tepatnya tanggal 20 Desember 2022 aku mendapatkan telepon tersebut.

Tangkapan layar by dokumentasi pribadi

Kronologis singkatnya berawal dari dering telepon dengan logo Grapari Telkomsel. Awalnya aku tidak terlalu memperhatikan karena, secara spontan mengangkatnya ditambah tidak muncul logo merah pada Getcontact.

Untuk yang sudah memasang aplikasi Getcontact pasti paham dengan logo merahnya karena, itu menandakan kalau si penelpon memiliki reputasi yang kurang baik. 

Untuk orang-orang yang pernah ditelpon nomor tersebut akan memberikan rating atau keterangan pada aplikasi Getcontact  bahwa nomor tersebut adalah spam.

Penggunaan tata bahasa yang kaku, lucu, dan menghibur.

Tutur kata si penelpon cukup tertata rapi namun, ada yang terasa berbeda. Nada dan artikulasi ucapannya terasa seperti bapak-bapak yang memiliki aksen daerah tertentu. Seperti mencoba memaksakan berbahasa Indonesia dengan baik.

Secara sadar aku tahu kalau ini bukan dari Customer Service Grapari Telkomsel. Dengan hal tersebut aku mencoba mengikuti permainan si bapak yang mengaku pegawai Telkomsel yang tidak pernah mengenalkan namanya sendiri.

Penawaran yang cukup meyakinkan kebohongannya

Cukup menarik penawaran yang ditawarkan oleh si bapak. Ada 2 penawaran dengan dalih penukaran poin Telkomsel yang mana aku tahu poin telkomsel ku berjumlah berapa dengan mengecek aplikasi My Telkomsel, dan jumlah yang disebutkan oleh si Bapak tentu saja berbeda dengan poin asliku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline