Lihat ke Halaman Asli

Nabial C G

Apoteker/Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Review: Film "Troll" Angin Segar untuk Kisah Mitologi

Diperbarui: 7 Desember 2022   10:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Poster TROLL Netflix via imdb.com

TROLL merupakan film baru di Netflix yang mengangkat mitologi Norwegia. Impresi pertama menonton film Troll ini atmosfernya terasa mirip Jurassic Park dan King Kong. Ya, mungkin karena memang sosok Troll dalam film ini merupakan sosok besar dan menyeramkan.

Film Troll merupakan garapan sutradara Roar Uthaug yang pernah menyutradarai Tomb Raider tahun 2018 lalu. Plot utama film ini berfokus pada Nora (Ine Marie Wilmann) bersama pemerintah Norwegia yang harus menghentikan amukan monster Troll dari pegunungan Dovre.

Nora adalah seorang arkeolog yang sedang menggali fosil dan tiba-tiba ia harus menghentikan pekerjaannya karena, mendapatkan panggilan pemerintah untuk memecahkan masalah yang terjadi di pegunungan Dovre.

Kemunculan Troll ini disebabkan oleh pertambanagan di gunung Dovre. Saat para penambang melakukan penghancuran untuk proses tambang tanpa sengaja membangunkan Troll yang tertidur.

Setelah insiden ledakan proyek di pegunungan Dovre ada video dari salah satu penduduk yang merekam, monster raksasa tersebut langsung bergerak menuju Ibu Kota Oslo.

Nora yang seorang arkeolog dibuat bingung dengan kemunculan Troll ini. Karena, ia seorang peneliti yang berpikir secara relevan. Tidak mungkin mitos Troll menjadi kenyataan. Dari sana ia menemui ayahnya yang melakukan penelitian tentang Troll.

Nora dan ayahnya sempat mengalami hubungan yang renggang karena, memiliki perbedaan keyakinan. Nora yang berpikir rasional sedangkan ayahnya berpikiran kolot dan mempercayai mitos-mitos Norwegia.

Dengan kemunculan Troll ini teori sang Ayah akhirnya terbukti bahwa Troll ternyata ada dan bukan sekedar mitos belaka. Nora yang awalnya menganggap ayahnya gila akhirnya mulai mempercayai ayahnya 100%.

Itulah garis besar premis dari film ini. Premis yang mengaitkan kisah mitologi dan teknologi sebenarnya cukup sering kita lihat dalam film lain. Belum lagi sang sutradara menggunakan formula yang sama di film Tomb Raider lalu.

Menonton film ini terasa sangat cepat konflik yang ada cukup sering kita lihat dalam film-film dengan tema yang sama. Mungkin hal yang baru dalam film ini adalah mengangkat kisah mitologi Norwegia yang jarang diketahui orang banyak.

Ya film ini merupakan sebuah angin segar yang dimana ada rasa bosan untuk melihat film ala Kaiju yang didominasi Hollywood. Para pemeran dan dialognya menggunakan bahasa Norsk. Cukup menyenangkan menyimak pembicaraannya karena, suatu hal baru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline