Nama Bjorka sedang naik daun karena, tindak tanduknya. Seorang peretas yang katanya berjiwa Robin Hood. Meretas data tokoh politik, meretas data instansi pemerintahan yang konon ada suatu hal yang mencurigakan.
Terlepas dari itu semuanya ada suatu hal yang terlihat sangat serba kebetulan. Perbuatan Bjorka tepat saat seorang oknum kepolisian melakukan tindakan yang sangat tidak terpuji. Kenapa yah waktu kejadian bisa cocok seperti itu?. Dari kacamata awam dan sudut pandang masyarakat Indonesia Bjorka cukup mewakilkan bagi masyarakat yang kurang cocok dengan kebijakan pemerintahan. Masyarakat merasa terwakilkan oleh Bjorka ini.
Namun sosok Bjorka ini masih menjadi misteri. Trending twitter Bjorka selalu di urutan pertama. Tidak habis-habisnya dibahas oleh masyarakat online.
Seandainya aku memiliki kemampuan meretas seperti Bjorka. Mungkin aku akan totalitas menjadi kriminal. Bagaimana tidak, jika memiliki mampu meretas tokoh-tokoh politik dan instansi pemerintahan aku akan mengambil keuntungan untuk diri sendiri. Ditambah lagi beban kehidupan tuntutan biaya kehidupan.
Mungkin inilah yang menjadi pembeda Bjorka dengan peretas lainnya. Kalau bjorka seorang pengangguran mungkin data-data yang diretas sudah ia jual. Sudah untung banyak dan bisa jadi ia pensiun dini buka kos-kosan putri 50 pintu. Akan tetapi ia tidak melakukannya atau memang tidak ada data yang diretas?. Untungnya aku tidak memiliki kemampuan itu dan tidak menjadi kriminal.
Kalaupun memiliki kemampuan untuk meretas mungkin aku akan melamar pekerjaan di korporat besar untuk melindungi data-datanya.
Hal inilah yang membuat ku bertanya-tanya motif dari Bjorka untuk meretas data bahkan, sudah ada dampak dari sosok Bjorka ini. Ada seorang pemuda yang diduga dialah Bjorka. Salah tangkap ini cukup meresahkan. Bagaimana tidak seorang yang masih diduga ditangkap.
Berharap kejadian seperti itu tidak berulang, dan sebagai warga Indonesia rasanya kejadian adanya Bjorka ini perlu kita lihat dengan bijak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H