Lihat ke Halaman Asli

Si Penonton Layar

Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Legowo adalah Sikap yang Harus Dipaksakan Saat Ini

Diperbarui: 11 September 2022   04:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Olena Sergienko on Unsplash   

Beberapa waktu lalu pemerintah mulai menaikkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak). Sudah menjadi hal yang diketahui bersama dampak dari kebijakan ini adalah naiknya harga-harga sandang pangan. 

Dari sudut anak rantau dan anak kos tentu hal ini menjadi momok yang cukup menakutkan. Aku berdomisili saat ini di Yogyakarta sebagai perantauan dan sebagai seorang anak kos. 

Harga yang paling terasa bagi anak kos seperti ku adalah harga makanan. Cukup terasa memang contohnya kenaikan harga seperti gorengan. Untuk 1 buah gorengan dibanderol dengan harga Rp.1000 cukup berbeda dengan harga sebelumnya. Ya mungkin beberapa daerah harga seperti ini tidak menjadi suatu masalah bagi anak kos seperti ku cukup berat rasanya mengeluarkan biaya segitu. Belum lagi harga-harga kebutuhan pokok yang melonjak harganya walau tidak seberapa jauh dari harga sebelumnya. Bisa jadi harga-harga lain akan meningkat perlahan nantinya.

Sepertinya kebijakan pemerintah kali ini memang perlu diadaptasi kembali. Aku jadi teringat lagu Galang Rambu Anarki dari Om Iwan fals. Lagu Tersebut merupakan curahan hati seorang ayah untuk anaknya. Ada bait lagu dari "Tangisan pertama mu ditandai BBM mebumbung tinggi". 

Sudah sedari dulu ternyata keluh kesah masyarakat Indonesia pada meningginya BBM ini berdampak juga meningkatnya biaya hidup. Kemudian kita sebagai rakyat jelata harus bersikap seperti apa?

Ya mungkin kita sebagai jelata memang harus legowo perihal ini. 

Legowo adalah kondisi batin seseorang yang lebih memilih untuk menerima apapun yang terjadi pada dirinya dengan hati yang lapang. Legowo bukanlah suatu hal yang datang begitu saja. 

Bisa jadi memang hal ini membuat sadar kalau kita harus bekerja keras meningkatkan daya upaya diri dan bisa jadi harus mengontrol nafsu khilaf kita sebagai manusia yaitu boros.

Tentunya ini adalah jawaban legowo dari seorang perantau dan anak kos. Aku yakin akan berbeda hal jika aku seorang pengusaha. 

Memang kita sepertinya harus belajar bijak menghadapi kebijakan. Akan lelah rasanya untuk menyangkalnya mungkin sulit untuk menerima. Hikmahnya ya bijaklah mengelola uang tingkatkan kualitas diri. Cukup klise memang tapi, nyatanya memang seperti itu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline