Lihat ke Halaman Asli

Nabial C G

Apoteker/Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Berbanggalah untuk Hidupmu

Diperbarui: 18 November 2022   08:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

olena-sergienko-DmeZC9riGkk-unsplash  

Adakah yang pernah merasakan hidup itu bagai kompetisi?

Tidak bisa dipungkiri ada sisi ingin lebih baik dari yang lain. Mau menyangkal namun sebatas lisan tapi, kalau membahas hati secara insan nyatanya kita manusia selalu membandingkan. 

Sisi baik dari membandingkan diri adalah kita menjadi terpacu untuk melakukan suatu hal. Ingin melakukan pembuktian dan berharap pengakuan. Apakah itu salah? tentu tidak. Namun yang perlu diingat adalah manusia merupakan makhluk yang kompleks. 

Manusia memiliki naluri, logika, perasaan, insting yang berada dalam satu raga. 

Kita bisa saja melakukan hal yang diluar logika untuk memenuhi kebutuhan perasaan kita. Kita bisa saja menjadi manusia yang dingin karena mengedepankan logika. 

Nyatanya menjadi manusia itu pelik dan rumit. Dulu sewaktu kecil saat masih di taman kanak-kanak ada insiden yang tidak pernah aku lupakan. 

Ada seorang ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) yang datang ke sekolah kami. Ia tampak lusuh, dan di pergelangan tangannya ada rantai yang mengikat. Bisa jadi ia pernah dipasung. Untungnya para guru kami sigap semua anak murid langsung dibawa ke kelas masing-masing. Terlihat sosok itu sedang bermain-main dengan jungkat jungkit sambil bernyanyi.

Setelah dari kejadian itu aku lewatkan saja. Namun saat dewasa aku mulai mengingat-ingat kembali kenapa yah orang itu? Kemudian aku berpikir memangnya orang bisa hilang akal karena stress?. 

Dan pada akhirnya setelah cukup dewasa dan mulai banyak pengalaman aku meyakini ya manusia bisa hilang akalnya karena, stress. Ternyata sesulit itu menjadi manusia. 

Tekanan kehidupan yang berlapis lapis hinggap dari atas kepala hingga ujung kaki. Menyadari tuntutan kehidupan yang begitu sulit membuat kita membandingkan diri dengan orang sekitar kita. Kita berpikir bahwa didunia ini kitalah tokoh utamanya bukan mereka. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline