Pada tahun 2022 tersiar berita banyaknya ASN mengundurkan diri setelah diterima, dan dilantik menjadi abdi negara. Tidak satu atau dua orang tapi ratusan orang. Fenomena ini membingungkan para pencari kerja kenapa? tidakkah mencari pekerjaan itu sulit? tidakkah menjadi ASN adalah impian warga Indonesia.
Perihal pekerjaan ini memang pelik menjadi benang kusut yang tidak pada tempatnya. Akar permasalahannya tidak jelas. Sepertinya memang perubahan zaman itu perlahan tapi, pasti. Menjadi abdi negara tidaklah sementereng waktu dulu namun, apa benar?
Tentu tidak bagi para pencari kerja. Terutama para pencarai lowongan yang sudah lama menganggurnya. Sudah lama menjadi beban orang tuanya, tekanan sosial dimana-mana. Media sosial yang awalnya bertujuan memudah komunikasi menjadi ajang unjuk diri. Media sosial menjadi tempat menyiksa diri yang menakutkan. Melihat pencapaian teman-teman bukannya ikut bahagia tapi, duka yang diterima.
Perjalanan mencari pekerjaan pun tidak kalah jauh menyeramkannya. Mencari pekerjaan itu melelahkan kecuali, anda anak dari salah satu konglomerat yang punya perusahaan dimana-mana. Tentu perihal mencari pekerjaan bukanlah hal utama yang dirisaukan.
Hal yang paling menjenuh dalam mencari kerja adalah menunggu. Menunggu panggilan wawancara, menunggu jawaban lamaran, dan menunggu itu menjenuhkan karena berhadapan dengan ketidakpastian. Pihak pemberi kerja tidak mencantumkan tanggal yang jelas, jarang sekali mereka memberikan jawaban yang konkret.
Ada rasa lelah dalam hal ini. Seringkali dicap pengangguran, sering kali dicap malas, dan sebagainya. Orang sekitar tidak paham apalagi memahami hal seperti itu.
Inilah alasan kenapa menjadi pengangguran itu menyebalkan.
Hal-hal seperti ini tentu saja tidak bisa diabaikan secara sebelah mata. Percayalah hal ini semenyebalkan itu. Bagi kalian yang memiliki teman, rekan, ataupun saudara yang saat ini sedang mencari pekerjaan tidak usah bertanya basa-basi seperti gimana hasilnya kemarin? udah kerja dimana? loh kenapa gak di sana saja lamarnya?
Lebih baik diam saja karena, pertanyaan itu menyebalkan. Jika memang ingin membantu bantulah dengan mengirim poster lowongan kerja, bantu dengan doa, jangan di brondong dengan pertanyaan yang niatnya perhatian tapi rasanya siksaan.
Memang seperti itu keadaannya posisi mereka sedang berada di tepi jurang. Hanya keringat dingin yang dirasakan. Bantulah mereka dengan mengajak makan, ajaklah mereka dengan menonton, hal-hal seperti itu membantu mengalihkan kegelisahan mereka sejenak. Dan saat mereka bercerita tentang usaha pencarian pekerjaan mereka. Cukup dengarkan jangan menambahkan opini mu. Karena itu menyebalkan.