Lihat ke Halaman Asli

Bela Negara dari Strategi Pendidikan menjadi "Proyek" Kementrian?

Diperbarui: 16 Oktober 2015   21:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rencana Kementerian Pertahanan melakukan pendidikan bela negara tampak menuai pro kontra di kalangan masyarakat. Bagaimana tidak, pemerintah dinilai sangat tidak mempertimbangkan dari segi manapun.

Bela negara yang digadang-gadang akan melibatkan 100 juta orang, dalam 10 tahun ke depan sesungguhnya adalah gagasan irasional, dan tidak kontekstual dengan kebutuhan berbangsa dan bernegara untuk meningkatkan kualitas berkewarganegaraan.

Lets check aja deh. Ada keadaan yang jauh lebih urgent bila dibanding mengalokasikan dana buat agenda bela negara, ya kita tahu sama tahu aja deh, Bukan hal yang ngagetin lagi kalau Indonesia itu buka tutup lubang utang dimana-mana, belum kelar utang sini eh udah utang sana. Apa ya buat dana bela negara juga bakal ngutang? Hello. Apa ya gak malu kalau kedepan kita di cap sebagai negara ngutangan ????

Well, selain secara finansial tidak akan mampu tercukupi oleh APBN, rencana itu juga dianggap keluar dari mandat konstitusi yang mendorong pendidikan bela negara diintegrasikan dalam setiap pendidikan warga. What should we know adalah pendidikan bela negara BUKAN sebuah proyek kementerian tetapi strategi pendidikan dalam sebuah sistem pendidikan nasional yang menghasilkan warga negara berkarakter dan memiliki semangat pembelaan terhadap negara dan bangsa. Belum lagi, argumentasi gagasan bela negara juga dinilai absurd karena berbagai persoalan kebangsaan ini justru berakar pada sistem pendidikan yang belum mampu menciptakan warga negara yang paripurna dan tentu juga masih minimnya teladan elite politik yang ingkar pada sumpah jabatan yang diucapkannya untuk membela negara-bangsa.

Disisi lain bukankah pemerintahan kabinet kerja ini punya misi untuk lebih membangun infrastruktur di bumi pertiwi ini? Same with brain.. pemerintah seharusnya bisa fokus satu demi satu urusan, bukan malah urusan satu belum kelar mau nambah urusan lagi.

Kawan.. sadar atau gak sadar perang yang sebenarnya kita hadapi itu lebih ke perang berbasis teknologi tinggi, kan? For example Cyber war & Technology war. Mungkin pemerintah saat ini mungkin melihat tren anak muda yang kurang peduli soal Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan mudah terbawa ke paham radikal semacam ISIS,dll sehingga dengan tanpa pikir matang memutuskan bela negara itu penting.

JADI BELA NEGARA ITU SEBENARNYA MASIH MENJADI STRATEGI PENDIDIKAN ATAU SUDAH BERUBAH HALUAN MENJADI "PROYEK" KEMENTRIAN ?

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline