Lihat ke Halaman Asli

Nabela

Mahasiswa

Opini Kurang Gizi Buat Remaja Kurang Energi

Diperbarui: 7 September 2024   11:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karin,MahasiswaPoltekkesPangkalPinang

OPINI  KURANG GIZI BUAT REMAJA KURANG ENERGI

 

Kurang gizi pada remaja adalah masalah yang sangat mengkhawatirkan karena usia remaja merupakan periode penting dalam pertumbuhan dan perkembangan. Di usia ini, tubuh memerlukan asupan energi yang lebih tinggi untuk mendukung pertumbuhan fisik, perkembangan otak, serta berbagai aktivitas lainnya. Jika asupan gizi tidak mencukupi, remaja dapat mengalami berbagai dampak negatif, termasuk defisit energi yang dapat menghambat kualitas hidup mereka secara keseluruhan.

Salah satu aspek yang sangat umum pada remaja dengan kurang gizi adalah kekurangan energi, yang berarti mereka tidak mendapatkan kalori yang cukup untuk mendukung kebutuhan dasar tubuh serta aktivitas sehari-hari. Menurut WHO, kebutuhan energi pada remaja sangat bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin, serta tingkat aktivitas fisik. Rata-rata, remaja memerlukan sekitar 2.000 hingga 3.000 kalori per hari. Namun, jika seorang remaja mengonsumsi makanan dengan asupan energi yang kurang 600 kalori dari kebutuhan harian, mereka berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan fisik dan mental.

  • Dampak Fisik

Kekurangan energi pada remaja dapat berdampak langsung pada pertumbuhan fisik mereka. Remaja membutuhkan energi yang cukup untuk mendukung perkembangan tulang, otot, dan jaringan lain. Ketika asupan energi tidak mencukupi, pertumbuhan fisik dapat terhambat, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kondisi seperti stunting (pertumbuhan terhambat). Selain itu, kurangnya asupan energi juga dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh, membuat remaja lebih rentan terhadap penyakit infeksi, seperti flu atau infeksi saluran pernapasan.

Kekurangan energi juga bisa menyebabkan kelemahan fisik dan kelelahan yang kronis. Remaja yang tidak mendapatkan kalori yang cukup mungkin akan merasa lemas, kurang bertenaga, dan sulit berkonsentrasi di sekolah atau dalam kegiatan olahraga. Dalam jangka panjang, kekurangan energi yang terus-menerus dapat mengganggu perkembangan kognitif dan prestasi akademik mereka.

  • Dampak Psikologis

Kekurangan energi tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan mental remaja. Studi menunjukkan bahwa kurangnya asupan gizi, termasuk energi, dapat meningkatkan risiko gangguan suasana hati, seperti depresi dan kecemasan. Ini disebabkan oleh perubahan hormonal dan ketidakseimbangan kimiawi dalam otak yang terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang cukup.

Pada remaja, periode ini merupakan masa penting dalam pembentukan identitas diri dan hubungan sosial. Kurang energi dan kelelahan yang berkepanjangan dapat membuat mereka kurang bersemangat dalam berinteraksi dengan teman sebaya, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kepercayaan diri dan kesejahteraan emosional mereka.

  • Penyebab Utama

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kurang gizi dan defisit energi pada remaja. Pertama, faktor sosial ekonomi memainkan peran penting. Remaja dari keluarga dengan akses terbatas ke makanan bergizi lebih rentan mengalami kurang gizi. Kemiskinan seringkali membatasi pilihan makanan dan mengakibatkan konsumsi makanan yang rendah energi serta rendah nilai gizi.

Kedua, tekanan budaya dan sosial untuk memiliki tubuh ideal dapat memengaruhi pola makan remaja, terutama di kalangan remaja perempuan. Tekanan untuk tetap kurus sering kali menyebabkan mereka membatasi asupan makanan secara drastis, yang mengakibatkan kekurangan energi dan gizi penting lainnya.

Selain itu, gaya hidup yang sibuk, termasuk tuntutan akademis, kegiatan ekstrakurikuler, dan waktu yang terbatas untuk makan sehat, juga berkontribusi pada pola makan yang tidak teratur atau tidak memadai. Kebiasaan makan makanan cepat saji atau makanan ringan dengan nilai gizi rendah juga memperburuk situasi, mengingat jenis makanan ini umumnya rendah kandungan vitamin dan mineral.

  • Penanganan dan Pencegahan
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline