Di abad ke-21 ini, tidaklah aneh jika kita melihat bahkan merasakan berbagai dampak dari kemajuan teknologi. Sadar atau tidak, kehidupan manusia pada saat ini mulai bergantung pada kecanggihan teknologi. Kita bisa melakukan komunikasi jarah jauh dengan kecepatan terhubung yang cepat, mendapatkan informasi dengan mudah serta berbagai kemudahan lainnya akibat dari kemajuan teknologi.
Kemajuan teknologi bersinggungan dengan segala aspek kehidupan, termasuk aspek pendidikan. Dewasa ini, kita dapat melakukan proses pembelajaran secara daring dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Proses pembelajaran menjadi lebih efisien, mudah dan menghemat waktu. Walaupun demikian, belajar daring juga terdapat beberapa kendala yang dapat menghambat proses pembelajaran.
Ketika mengharuskan belajar daring, setidaknya ada 5 kendala belajar daring yang dihadapi guru ataupun siswa. Berikut adalah daftarnya
1. Kuota Internet
Untuk tersambung pada jaringan internet maka siswa ataupun guru harus memiliki jumlah kuota internet yang cukup untuk melakukan video converence atau sekedar berbagi materi dan berdiskusi di aplikasi chatting. Banyak pihak terutama orangtua siswa yang mengeluhkan bahwa belajar secara daring malah membuat mereka mengeluarkan biaya lebih untuk membeli kuota internet agar anak mereka dapat mengikuti kelas daring
2. Perangkat Teknologi yang Memadai
Dalam pembelajaran secara daring perangkat teknologi sangat dibutuhkan untuk mengakses materi. Sama halnya dengan kuota internet, perangkat teknologi yang canggih dan memadai juga membuat kita mengeluarkan uang yang tidak sedikit jumlahnya. Hal ini tentu saja menjadi beban bagi para orang tua apalagi keluarga dengan pendapatan menengah ke bawah.
3. Tidak ada koneksi internet = Tidak ada kelas
Selain kuota internet dan perangkat yang memadai, koneksi internet yang lancar juga sangat dibutuhkan untuk belajar daring. Jika koneksi internet terganggu tentu saja akan menghambat proses pembelajaran. Sayangnya kita tidak bisa memastikan koneksi internet selalu lancar. Ada beberapa factor yang membuat koneksi internet tidak bagus seperti lampu padam, hujan atau lingkungan pedesaan.
4. Siswa cenderung pasif
Berbeda dari belajar tatap muka dimana siswa berlomba-lomba untuk merebut perhatian guru, pada pembelajaran daring siswa cenderung menjadi pasif dan tidak seaktif belajar tatap muka. Hal ini bisa saja dikarenakan siswa kurang focus, kehilangan semangat ataupun motivasi belajar akibat keadaan sekitar yang tidak mendukung mereka untuk menjadi aktif sehingga siswa menganggap kelas daring tidak sepenting kelas tatap muka.