Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu modal dasar yang harus dimiliki setiap orang, termasuk peserta didik dalam memasuki abad ke-21. Keterampilan berpikir kritis sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat saat ini. Keterampilan ini memainkan peranan penting dalam berpikir logis, membuat keputusan, berargumentasi dan memecahkan masalah .
Selain itu, dalam proses pembelajaran harus menggunakan model, metode, media serta sumber belajar yang jelas. Pemilihan salah satu model pembelajaran akan mempengaruhi metode mengajar tertentu, selanjutnya pemilihan metode pembelajaran juga akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai. Pemanfaatan media juga tentu saja akan berdampak pada proses pembelajaran, termasuk dalam penggunaan LKPD yang harus disesuaikan dengan karakteristik materi dan model pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi di SMAN 1 Mesuji Raya, diperoleh informasi bahwa dalam pelaksanaan pembelajarannya sebagian besar siswa : (1) jarang ada yang bertanya, (2) cenderung merasa cepat puas dengan apa yang sudah mereka ketahui, hal ini dikarenakan tidak adanya dorongan untuk mencari tahu lebih banyak informasi, (3) saat diskusi, hanya beberapa orang yang terlibat, sementara yang lain kadang asik bercerita dengan temannya, (4)tidak mampu menjelaskan opininya sendiri dengan kuat, hal ini dikarenakan sumber pengetahuan mereka yang sedikit. Adanya fenomena tersebut, maka diperlukan adanya solusi melalui penerapan model pembelajaran yang dapat memberdayakan kemampuan berpikir kritis. Sebagai alternatif model pembelajaran yang dipilih adalah Problem Based Learning (PBL).
Berdasarkan metode STAR ( Situation, Task, Action, and Result) terdapat hasil yang didapatkan dari pelaksanaan proses pembelajaran. Kondisi yang menjadi latar belakang masalah antara lain : masih terdapat peserta didik yang belum memahami materi, Guru masih mengajar dengan metode ceramah, Guru belum menggunakan media pembelajaran yang menarik, Guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif, Guru belum mampu mengaitkan materi dengan permasalaan dunia nyata, Guru belum melibatkan peserta didik untuk menganalisis materi secara mandiri serta Guru belum memberikan soal-soal HOTS dalam pembelajaran. Berdasarkan latar belakang tersebut yang menyebabkan keterampilan berfikir kritis peserta didik masih rendah, serta peserta didik tidak berperan aktif dalam pembelajaran karena pembelajaran masih berpusat pada guru.
Dalam proses pembelajaran yang dilakukan, terdapat beberapa tantangan yang untuk mencapai tujuan antara lain: Guru belum terbiasa membuat perangkat pembelajaran dengan model pembelajaran PBL dan masih kesulitan dalam mengembangkan LKPD, Guru masih kesulitan untuk mencari permasalahan dalam dunia nyata yang berkaitan dengan materi, Guru masih kesulitan dalam mengembangkan soal HOTS, Beberapa peserta didik masih bingung bagaimana menyelesaikan permasalahan di LKPD serta penggunaan LKPD Liveworksheet, Masih terdapat peserta didik yang tidak berperan aktif dala pembelajaran, serta Masih terdapat peserta didik yang terkendala kuota internet untuk membuka bahan ajar Canva dan LKPD Liveworksheet.
Aksi yang dilakukan dalam proses pelaksanaan pembelajaran adalah guru harus membuat perangkat pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran dengan bimbingan dan arahan dari dosen pembimbing dan guru pamong, Pada kegiatan pendahuluan peserta didik dijelaskan terlebih dahulu pembelajaran dengan model pembelajaran problem based learning, Guru memberikan bimbingan kepada peserta didik yang masih bingung. Guru harus mampu memanajemen waktu sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan untuk setiap tahapannya, akan tetapi pemanfaatan waktu masih belum optimal sehingga waktu untuk mengerjakan evaluasi dikurangi karena sudah terambil untuk diskusi dan presentasi. Guru juga harus memberikan bimbingan serta pendekatan kepada peserta didik pada saat diskusi dan mendorongnya untuk lebih berpartisipasi aktif. Selain itu, pembelajaran harus berbasis HOTS sehingga kemampuan berfikir kritis pada peserta didik dapat meningkat dengan cara memberikan soal-soal evaluasi dengan level kognitif High.
Dampak dari aksi/langkah-langkah yang dilakukan antara lain penggunaan media Canva dan LKPD Liveworksheet dapat membuat peserta didik lebih semangat dan aktif dalam pembelajaran. Peserta didik dapat mengikuti sintak pada model problem based learning Peserta didik dapat mempresentasikan hasil diskusi. Peserta didik dapat menanggapi hasil diskusi. Peserta didik mampu menganalisis permasalahan yang diberikan oleh guru terkait materi Substansi Genetika Hasil belajar peserta didik pada materi substansi genetika baik, 80% peserta didik mendapat nilai di atas KKM.
Faktor keberhasilan dan ketidakberhasilan pembelajaran ini sangat ditentukan oleh penguasaan guru terhadap materi pembelajaran, model pembelajaran, media pembelajaran dan langkah-langkah pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Rencana Tindak Lanjut yang dapat dilakukan adalah dengan Menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning sesuai dengan kondisi dan karakteristik peserta didik dan karakteristik materi pembelajaran, serta selalu melakukan refleksi dan umpan balik dalam setiap pembelajaran.
Berdasarkan praktik baik yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwasannya Penerapan model pembelajaran Problem-Based Learning dapat meningkatkan keterampilan berfikir kritis pada mata pelajaran Biologi materi Substansi Genetika bagi siswa kelas XII IPA di SMAN 1 Mesuji Raya Tahun Pelajaran 2023/2024. Hal tersebut ditunjukkan oleh peningkatan keaktifan peserta didik dalam bertanya dan menjawab pertanyaan pada saat diskusi dan presentasi, serta kemampuan untuk menanggapi jawaban pada saat presentasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H