Lihat ke Halaman Asli

ranny m

maroon lover

Fenomena 51 Juta di Hari Guru

Diperbarui: 26 November 2019   10:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa hari belakangan ini yang lagi hits jadi bahan gunjingan adalah mengenai staf khusus presiden dengan embel-embel milenial. Entahlah! Indonesia ini seperti harus banget untuk melabelkan sesuatu dengan kata "milenial" agar lebih friendly dan menyasar pada hati kaum muda. Sehingga apa-apa sekarang ada aja kata "milenial"-nya.

Hal lain yang disoroti selain staf khusus presiden yang milenial itu tentu saja salah satu sosok yang paling dielu-elukan. Baik di media massa beneran maupun media sosial. Siapa lagi kalau bukan si stafsus paling muda, anak pemilik jaringan media di Indonesia yang kekayaannya ya udahlah semua orang udah tau.

Dibalik sanjungan media massa, terselip nyinyiran di media sosial. Ada yang bilang, "Dia umur 23 tahun jadi stafsus, kamu umur 23 tahun ngapain?". Ada yang santai menjawab lagi kuliah, baru lulus, udah nikah, blablablaaaa, tapi ada juga yang baper ditanya begitu. Ah terlepas dari urusan usia, yah setiap orang punya waktunya masing-masing. Jangan terlalu sibuk mengurusi waktu orang lain hingga membuat kita tidak fokus dan bersyukur dengan timeline yang kita miliki.

Selain sosok paling muda tadi, tentu yang banyak menyita perhatian juga adalah tentang gaji stafsus, 51 juta! Bahkan dengan keterangan 1 atau 2 minggu sekali bertemu. Yah memang hari gini kan sudah 4.0. Bekerja tidak harus di kantor, bisa dari rumah bahkan di jalan raya. Tapi rasanya gaji fantastis ini berbanding terbalik dengan gaji guru terutama yang berada di pedalaman atau yang berstatus honorer.

Mereka harus berangkat pagi buta, berada di sekolah 6-8 jam, sampai rumah pun masih harus menyiapkan materi ajar untuk esok atau mengoreksi tugas murid-muridnya. Rasanya miris jika mendengar atau membaca berita tentang gaji guru honorer. Tahukah anda jika 51 juta per bulan itu bahkan sudah lebih baik bagi mereka sebagai gaji setahun.

Apalagi kita lihat track record para stafsus ini yang kini perekonomiannya bisa dibilang masuk kategori sejahtera. Rasanya uang 51 juta per bulan itu bukan jadi tujuan utama mereka kan? Bahkan tanpa gaji pun, mereka sudah sangat bisa "hidup". Bukankah lebih baik jika gaji itu diberikan pada para guru kita tadi?

Demikianlah, memanglah guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa (bahkan tanpa gaji yang layak).

Duh kenapa di universitas nggak ada jurusan stafsus ya? Adanya jurusan keguruan!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline