Lihat ke Halaman Asli

Asa dan Rasa

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asa itu ada. Asa itu hadir. Namun Asa itu semu dan tak mungkin aku raih. Rasa yang dulu tak pernah hadir kini muncul. Tumbuh semakin rimbun, semakin besar, membuncah tak terperi.

Salahkah rasa ini salahkah Asa ini... Kenapa Asa dan Rasa ini hadir di waktu yang tak tepat. Saat kau telah bersamanya. Dosalah aku? Hinakah aku yang telah membuatmu ada di persimpangan jalan ini..

Kini.. badai itu semakin besar. Memporak porandakan angan dan semua cita-cita yang telah kita pupuk. Semua musnah. Namun satu yang tak akan hilang. Rasa sayang yang telah terlanjur tumbuh di hati.

Kasih.. Biarkan aku pergi. Meraih mimpi yang teah tertunda. Meraih kebahagiaan yang sempat aku kecap bersamamu. Satu doa tulus kupanjatkan. Semoga kau juga meraih kebahagiaan disana bersama dia... Amin..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline