Lihat ke Halaman Asli

Sumpek

Diperbarui: 1 April 2016   02:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tersebab perasaan yang sedang sumpek, luasnya alam ini terasa begitu sempit. Banyak hal yang awalnya sangat akrab, tiba-tiba saja menjadi begitu memuakkan. Orang yang dilanda perasaan sumpek, jarang sekali mau berbagi suka-duka. Makanya, banyak orang-orang seperti itu yang akhirnya menjadi pendiam.

Sumpek bukan sedih. Ia lebih menyerupai bingung, dalam artian sama-sama didasari oleh ketidakjelasan. Buntutnya, akan lahir sifat malas, diskomunikasi dengan keadaan, ketegangan, dan, tentu saja, dosa! Kenapa? Sebab sumpek lebih sering dilahirkan oleh pertentangan-pertentagan. Pertentangan hati dan tindakan, misalnya.

Seorang teman berkelakar, dalam keadaan sumpek, pujian istri tercinta terdengar seperti  nada paling sumbang. Bahkan, kata teman saya tadi, senyumannya terlihat seperti cemoohan. Saya pikir, kelakar itu ada benarnya, sebab dalam keadaan sumpek, seseorang sebenarnya tidak sedang ingin diganggu. Maka jadilah pujian terdengar sebagai cemoohan, seperti kata teman saya tadi.

Banyak kejadian di mana seseorang tiba-tiba saja menjadi pendiam dan bermuka muram. Saya kira ada banyak hal yang mengganjal hatinya. Bukan hanya kesumpekan, tapi juga perasaan berdosa—bisa juga berarti bersalah—yang semakin menumpuk. Dosalah yang membuat kita menjadi sangat sumpek. Perbuatan melanggar atau berdosa, selalu menggiring hati kita pada suasana tak nyaman.

Saya menulis catatan ini ketika perbuatan saya jauh bertentangan dengan suara hati dan aturan-aturan pesantren. Saya membuat dosa, dan dampak dari dosa itu, saya merasakan hidup seperti begitu sulit dijalani. Saya berdosa, dan karena itu saya sumpek!

Anda tahu, seorang yang biasa shalat berjamaah, tiba-tiba akan menjadi sangat sumpek hanya karena sekali saja tidak berjamaah. Begitulah. Maka untuk membuat hati kita selalu damai dan tentram, saya kira, ada baiknya jika kita terus beribadah, mendekatkan diri pada Sang Maha Pengasih dan memohon ampun.

Mari kita kembali sucikan diri!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline