Di dunia yang disesaki dengan egoisme penghuninya sulit menemukan seseorang yang berjiwa altruis. Manusia modern dewasa ini terlalu sibuk untuk memikirkan urusan orang lain. Semua berlomba-lomba demi memuaskan kepentingan pribadinya.
Namun peristiwa yang terjadi 15 November lalu di Jerman memberi kesan sebaliknya. Seorang gadis berusia 23 tahun keturunan Turki-Jerman menjadi teladan dunia berkat keberaniannya. Ia mencoba menghentikan tindakan pelecehan kepada dua orang gadis remaja. Pelaku yang berjumlah tiga orang melakukannya di toilet sebuah restoran cepat saji.
Akibat dari perbuatan si gadis, bernama Tuğçe Albayrak, membuat dirinya kehilangan nyawanya sendiri. Satu dari ketiga pemuda tersebut, yang diketahui bernama Sanel, memukulnya di pelataran parkir restoran hingga tak sadarkan diri (koma). Hingga akhirnya Tuğçe Albayrak meninggal setelah kedua orang tuanya memutuskan untuk melepas alat penopang hidupnya tepat di hari ulang tahunnya yang ke-23.
Apa yang telah ditunjukkan Tuğçe Albayrak ternyata memberi dampak yang cukup luas. Setelah kematiannya, sebuah petisi online yang telah ditandatangani oleh lebih dari 100.000 orang memohon kepada Presiden Jerman Joachim Gauck agar Tuğçe Albayrak diberikan Medal of Merit; sebuah Medali Kehormatan.
Ribuan orang pun ikut memberikan penghormatan terakhir kepada Tuğçe Albayrak. Di sebuah mesjid berjarak 5o mil dari Frankfurt, berbagai kalangan termasuk politisi dan pemuka agama mendoakan dan memuji Tuğçe Albayrak sebagai sosok yang "patut dijadikan teladan".
"Kelemahlembutan serta kebaikan hatinya adalah contoh berharga yang patut untuk ditiru", ucap Voker Bouffier seorang pejabat kota Hesse, bagian dari Frankfurt.
Seorang pesepakbola klub Frankfurt, Haris Seferovic, ikut memberikan simpatinya dengan mendedikasikan sebuah golnya ke gawang Dortmund untuk Tuğçe Albayrak. Ia memperlihatkan sebuah kaus yang bertuliskan: Tugce = Zivilcourage, Engel, Mut, Respekt. Yang artinya: Tugce = seorang panutan, malaikat, pemberani, rasa hormat.
Perbuatan Tuğçe Albayrak kembali menyadarkan saya bahwa manusia akan diingat pada saat akhir hidupnya. Apakah ia akan dikenang sebagai orang baik atau orang jahat. Seluruh perbuatan kita selama di dunia sangat berpengaruh terhadap akhir hidup kita kelak. Jadi orang-orang di sekitar kita akan mengingat kita sebagaimana kelakukan kita semasa hidup.
Semoga kisah teladan dari Jerman ini mempu memberikan inspirasi.