Ahad yang santai, tetiba komputer anak saya rusak. Akhirnya ngoprek komputer dan pikiran saya melayang pada kehidupan. Ya, kehidupan ini mirip komputer. Hidup mati layaknya komputer dan itu bisa memahami hubungan Allah dan manusia. Komputer itu terdiri dari user, hardware dan software.
User adalah segalanya bagi komputer, ia yang buat, ia pula yang mengotak ngatik hardware dan menyediakan software, ia pula yang bisa komputer mati selamanya. Kekuatan komputer terletak pada hebatnya hardware, mulai dari prosesor, memory, VGA, bahkan asupan listriknya. Software pun akan menentukan kegunaan komputer, semakin hebat software semakin hebat dan berharga pula komputer.
User itu ibarat Allah. Dialah yang menghidupkan, pun mematikan. Allah membuat hardware dalam bentuk materi-fisik manusia. Desainnya beragam namun komposisinya sama. Kekuatan hardware manusia beragam sehingga satu jenis disesuaikan dengan untuk apa dan di mana manusia itu dihidupkan.
Software manusia dibuat dalam bentuk ruh, daya pikir, nafsu, akal, free-will dan free-act yang diinstalkan pada hati dan nalar manusia. Teknologi artificial intelligence dimana otaknya bisa menjadi deep learning machine telah ditanamkan secara integratif di manusia. Allah tinggal hidupkan dan manusia punya kemandirian, baik free-will (bebas berkehendak) maupun free-act (bebas bertindak).
Hardware manusia kian hari speknya makin gahar. Procesornya semakin kenceng dengan corenya yang berlipat. Begitupun RAM-nya kian rumit di mana syaraf manusia kian aktif dan mampu berpikir multi perspektif. VGA yang jadi alat enkripsi visual pun kian mutakhir di mana setiap sektor kehidupan mampu dienskripsi secara mudah dan ditemukan intisari dari datanya. Dari data ini manusia kian bisa aktivasi deep learning machine processor sehingga pengetahuannya makin tinggi. Di sini pula, software-software manusiawi berkembang drastis.
Namun, semuanya tergantung user. Jika user berkehendak mati, tinggal cabut saklar listriknya. Jika pun tidak dicabut, hardware itu punya usia pakai. Software pun tak bisa merdeka dari virus penyakit, di mana gila, pikun, sedih, ego dan segala penyakit psikologis bisa menyerang satu komputer.
Pun, rasa sakit hardware karena usia atau penggunaan di atas batas akan berpengaruh pada usia hidup komputer. Allah sebagai user tentu sudah paham. Bisa diperbaiki atau memang dibiarkan mati saja. Di sinilah user akan tahu, apakah komputernya itu berharga dan disayangi-Nya atau justru tak dikehendaki-Nya. Begitu pun manusia di hadapan-Nya.