Lihat ke Halaman Asli

Nindy Prisma

TERVERIFIKASI

buruh di balik kubikel dan penikmat pertandingan olahraga

Prancis dan Medali Emas Pertama di Voli Indoor Olimpiade Tokyo 2020

Diperbarui: 10 Agustus 2021   04:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegembiraan timnas voli indoor putra Prancis usai meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020| Sumber: en.volleyballworld.com

Ariake Arena pada 7 Agustus 2021 sontak dipenuhi teriakan supporter dan para pemain putra Prancis tepat saat spike keras menyilang opposite ROC, Maxim Mikhaylov melebar.

Pertarungan panjang final medali emas Olimpiade Tokyo 2020 itu akhirnya ditutup dengan skor tipis 3-2 (25-23, 25-17, 21-25, 21-25, 15-12) untuk Prancis. Kemenangan yang membawa Jean Patry dkk menciptakan sejarah bagi negaranya dengan meraih medali emas dari cabor voli indoor untuk pertama kalinya.

Namun, sebelum mengulas lebih jauh tentang pertandingan final yang ketat dan dramatis itu, yuk flashback sejenak pada perjalanan dan perjuangan 12 negara peserta di voli indoor putra Olimpiade musim panas 2020 ini.

Berbeda dengan Volleyball Nations League yang lebih dulu menggelar pertandingan di sektor putri. Pertarungan akbar di Olimpiade Tokyo 2020 cabor bola voli indoor dimulai dari sektor putra.

Baca: Deretan Tim Putra Ini Siap Terbang ke Olimpiade Tokyo 2020

Dua belas tim peserta yang lolos ke Tokyo di bagi dalam 2 pool berbeda. Adalah tuan rumah Jepang, Polandia, Italia, Kanada, Iran, dan Veneuzela menjadi penghuni pool A.

Sementara pool B yang oleh sebagian besar volimania disebut pool “neraka” diisi oleh sang pemegang medali emas Rio 2016, Brasil, lalu Amerika Serikat, ROC (Russian Olympic Commitee), Argentina, Prancis, dan Tunisia.

Baca: Kualifikasi Olimpiade: Drama 5 Set di Eropa dan Kandasnya Harapan Asia Tenggara

Babak penyisihan pool yang dimulai sejak 24 Juli hingga 1 Agustus 2021 diwarnai dengan beberapa kejutan. Di hari pertama tim runner-up VNL 2021, Polandia kalah dari tim kuat Asia yaitu Iran dengan skor ketat 2-3 (25-18, 22-25, 22-25, 25-22, 21-23).

Kekalahan serupa juga nyaris menerpa peraih perak pada gelaran Olimpiade 2016, Italia yang pada pertandingan pertamanya dipaksa bertarung selama 5 set sebelum memastikan kemenangan  3-2 (26-28, 18-25, 25-21, 25-18, 15-11) saat jumpa Kanada.

Ketatnya pertarungan dari tiap pool bahkan terjadi hingga penyisihan di hari terakhir. Empat tim bahkan harus menjalani laga “hidup mati” demi 1 tiket terakhir ke babak 8 besar.

Jepang jadi negara terakhir di pool A yang memastikan diri lolos ke 8 besar usai memenangi derbi Asia melawan Iran juga dengan skor tipis 3-2 (25-21, 20-25, 29-31, 25-22, 15-13).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline