Lihat ke Halaman Asli

Nindy Prisma

TERVERIFIKASI

buruh di balik kubikel dan penikmat pertandingan olahraga

Surat dari Praha, Kisah Cinta Sejati yang Terhalang Tirani

Diperbarui: 17 Februari 2016   19:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi: Twitter @SuratDariPraha"][/caption]Tahun 1965 menjadi salah satu tahun penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Sejarah kelam yang telah diceritakan dalam banyak versi tanpa diketahui mana versi yang sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Bagian sejarah yang hingga kini masih menyimpan banyak pertanyaan tanpa jawaban.

Namun, tulisan saya kali ini bukan tentang kenapa dan bagaimana peristiwa 1965 yang mengubah tatanan politik Indonesia itu terjadi, tapi ini tentang Surat dari Praha, sebuah film yang bukan jenis film sejarah dan bukan pula film romantis tapi kombinasi keduanya. Sebuah film tentang cinta sejati yang terhalang tirani.

***

Kemala Dahayu Larasati datang menemui ibunya, Sulastri Kusumaningrum, setelah hampir satu tahun lamanya menghilang. Pertemuan orangtua dan anak yang jauh dari keakraban dan kehangatan layaknya hubungan keluarga yang normal. Laras datang ke rumah sakit tempat ibunya dirawat untuk meminjam sertifikat rumah. Permintaan yang tentu saja mengangetkan sekaligus menyedihkan, karena itu jadi permintaan terakhir yang didengar Sulastri dari sang putri.

Sebagai anak semata wayang, Laras tentu mewarisi semua peninggalan ibunya, termasuk rumah beserta isinya. Namun, keinginan Laras untuk cepat memiliki harta warisan sang ibu terhalang oleh satu syarat yang diajukan Sulastri dalam surat wasiatnya. Satu syarat yang sejujurnya tidak Laras mengerti tapi harus dilakukannya. Sebuah kotak kayu dengan sepucuk surat harus diantarkan Laras pada seseorang yang kini tinggal di sebuah kota indah yang menjadi jantung negara Cekoslowakia, Praha.

[caption caption="Kotak dan surat peninggalan Sulastri untuk Jaya| Ilustrasi: Twitter @SuratDariPraha"]

[/caption]Permintaan Sulastri mungkin terdengar sepele dan mudah dilakukan, hanya mengantar sebuah kotak berserta surat, mendapatkan tanda tangan si penerima dan semua harta warisan sang ibu jatuh ke tangannya, mungkin itu yang ada di pikiran Laras, hingga dia menyadari bahwa semua kemudahan itu hanya ada dalam bayangannya saja.

Adalah Mahdi Jayasri, seorang pria tua yang harus ditemui Laras di Praha, seorang pria yang secara tegas menolak untuk menerima kotak kayu dan surat yang dibawa Laras. Laras pada awalnya tidak peduli dengan jenis hubungan apa yang terjalin antara Sulastri dan Jaya, sampai akhirnya Laras menemukan sesuatu yang jadi kunci jawaban tentang siapa Jaya yang sebenarnya dan juga alasan yang menjadi pemicu kehancuran keluarga Laras. Karena ternyata Jaya adalah cinta masa muda Sulastri yang tidak pernah bisa dilupakannya, membuat fakta itu membuat Laras tidak bisa lagi menyembunyikan kemarahannya pada Jaya. Bagi Laras, Jayalah yang jadi pemicu dinginnya sikap sang ibu pada Laras dan Ayahnya selama ini.

“Surat-surat ini dikirimkan bukan untuk menyakiti orang lain.” teriak Jaya pada Laras.

Ya tentu bukan keinginan Jaya untuk meninggalkan Sulastri dalam ketidakpastian dan akhirnya membuatnya mengambil langkah untuk menikah dengan pria yang tidak dicintainya, ayah Laras. Keputusan Jaya untuk tidak memihak pada pemerintahan Orde Baru dibawah komando Soeharto membuat Jaya dipaksa menanggalkan status kewarganegaraannya dan hidup terasing di negara lain, jauh dari keluarga, teman-teman dan juga Sulastri, kekasihnya. Sebuah perjalanan hidup yang tentu saja menyimpan luka yang menyakitkan dan kenangan yang tidak ingin lagi diingat oleh Jaya.

***

Film Surat dari Praha memang terinspirasi dari kisah nyata para Mahasiswa Ikatan Dinas (MAHID) yang terasingkan dan terpenjara tanpa bui dibeberapa kota di Eropa termasuk Republik Ceko setelah memutuskan untuk tidak memihak pada pemerintahan Orde Baru. Para MAHID tersebut menilai bahwa ada banyak kejanggalan yang terjadi dan melatarbelakangi peristiwa kudeta 30 September 1965 yang juga menjadi awal perjalanan Orde Baru di Indonesia hingga mereka memantapkan hati untuk enggan menerima rezim baru pemerintahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline