Pada zaman itu terdapat 2 orang bersaudara yang amat saling menyayangi namun sayang mereka sudah yatim piatu. Fisik mereka sangat berbeda Maruddani yang sebagai kakak memiliki kulit sawo matang dan berparas tidak cantik berambut keriting, sedangkan Maruccina berkulit kuning langsat berparas sangat cantik berambut agak lurus bergelombang.
Kecantikan Maruccina telah tersebar kemana-mana hingga akhirnya ke kerajaan. Kemudian datang sang Raja menjemput paksa Maruccina dan bermaksud memisahkannya dengan Maruddani dan sangat-sangat memilukan saat itulah karena Raja tidak mengisinkan Mmaruddani mengizinkan Maruddani iku. Sehingga, Maruddani dan Maruccina sama-sama memberontak dan menangis sejadi-jadinya. Namun sang Adikuasa tidak memperdulikan penolakan Maruccina dan Maruddani, sang Raja justru secepatnya menyuruh para pengawalnya untuk mengangkat Maruccina ke kereta kencana tempat Sang Raja dan rombongan Raja pun meninggalkan Maruddani yang sedang merintih dan menangis.
Lanjut daripada itu, dalam keadaan tak karuan dan menangis Maruddani ikut mengikuti jejak telapak kuda rombongan Sang Raja yang sudah semakin menjauh. Dalam perjalanan Maruddani menahan lapar dan hausnya dan tidak berbekal apa-apa kecuali selembar baju Maruccina yang senantiasa dipeluk dan diciumnya.
Setelah satu minggu di perjalanannya Maruddani sampai pada sebuah istana yang megah, dan jejak kaki kuda yang Maruddani ikuti juga berhenti sampai disitu, hati Maruddani sangat legah dan senang dalam hatinya dia akan bersama Adiknya Maruccina dan hidup bersama-sama lagi.
Kemudian ia pun mendekati pintu gedung itu namun tiba-tiba datang sebuah pengawal dan menghentikan langkahnya. Maruddani berhenti dan meminta tolong pada pengawal itu agar di izinkan masuk.
Seperti inilah percakapannya:
Maruddani : Tolong izinkan saya masuk
Pengawal : Tidak, lebih baik kamu pulang
Maruddani : Tapi aku mau bertemu Maruccina adikku
Pengawal : Maruccani tidak ada disini
Maruddani : Bohong,aku yakin dia ada disini