Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Yulian Mamun

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Antasari Banjarmasin

Impian UMKM Banua Melejit di Era Digital

Diperbarui: 25 Agustus 2019   15:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Menurut data Pemerintah Kota Banjarmasin tahun 2018, setidaknya ada 36 ribu pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Kota Seribu Sungai. Angka ini belum termasuk pelaku usaha yang belum terdata. 

Industri Logistik merupakan salah satu penopang berjalannya UMKM  di Indonesia. Hal ini sesuai dengan fungsi logistik sebagai pemindah barang dari produsen ke pasar. Kecepatan dan tingkat biaya pengiriman barang berbanding dengan perkembangan UMKM di suatu daerah. Apalagi di era berkembangnya teknologi yang membuat jangkauan pelaku usaha bisa mencapai luar daerah bahkan bisa masuk ke negara lain.

Menyikapi kondisi dewasa ini, JNE sebagaibsalah satu pemain utama bisnis logistik di tanah air menggandeng Kompasiana dan Kompasianer Banua dalam acara Kopiwriting di Eatboss Banjarmasin, Kamis (22/08). Acara ini membahas potensi UMKM Lokal di era digital dan peranan jasa logistik untuk mendukungnya.

Pimpinan Cabang JNE Banjarmasin, Depi Haryanto menyebut bahwa dengan perkembangan internet melalui marketplace dan media sosial, produk Banua Kalsel sudah  banyak dilirik oleh konsumen nasional.

"Kebanyakan pengiriman barang ke uar daerah adalah kerajinan dan produk kuliner," jelasnya.

"Untuk membantu pelaku UMKM Banua, kami memiliki program membership, sehingga pengusaha kecil bisa mendapat diskon dam harga khusus pengiriman," ujarnya. JNE juga memasarkan produk mereka melalui aplikasi Pesona Nusantara, demikian Depi menambahkan.

Depi berharap bahwa Kompasianer Banua dapat berperan sebagai penebar informasi dan konten yang bermanfaat bagi masyarakat Banua dan Indonesia pada umumnya. "Informasi di era digital sekarang sangat cepat tersebar," ujarnya.


Kisah Sukses Sambal Botol dan JNE

Turut hadir pula Aulia Abdi, pendiri Sambal Acan Raja Banjar, salah satu bisnis sukses di Banua yang berawal dari usaha rumahan.

Abdi mengaku bahwa JNE amat berperan penting pada masa-masa awal usahanya.

"Usaha sambal ini dimulai dengan modal hanya 100 ribu rupiah tahun 2014. Saya memasarkannya lewat BBM dan Facebook. Perlahan pesanan mulai berdatangan hingga dari luar daerah. Keberadaan JNE sangat membantu untuk menjangkau pembeli yang jauh dari Banjarmasin ada awal merintis tersebut," ujar pria yang juga mengelola beberapa gerai rumah makan ini.

Acara dialog diakhiri dengan makan malam dan diskusi santai Kompasianer bersama divisi Komunitas Kompasiana.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline