Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Yulian Mamun

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Antasari Banjarmasin

Menanti Ledakan Gelandang Muda Sriwijaya FC

Diperbarui: 18 Februari 2018   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gelandang Sriwijaya FC (Foto: kolase dari Metrotvnews, CNN & Fourfourtwo.)

Klub sepakbola Sriwijaya FC mempersiapkan diri dengan maksimal menghadapi kompetisi Liga 1 2018. Pelatih kawakan Rahmad Darmawan (RD) dipulangkan dari perantauannya di Liga Malaysia. Begitu pun manajemen mendatangkan para pemain kaliber nasional. Makan Konate, Esteban Vizcarra, Adam Alis, Patrich Wanggai dan Muhammad Roby adalah nama-nama mentereng yang bergabung dengan Laskar Wong Kito. Mereka juga merekrut Manuchekhr Dzhalilov, pemain terbaik Piala AFC 2017 asal Tajikistan.

Langkah manajemen ini bertujuan untuk mengembalikan kejayaan Sriwijaya yang terakhir merengkuh gelar juara pada tahun 2012. Saat itu pelatih Kas Hartadi mengandalkan duet Keith Kayamba Gumbs dan Hilton Moreira menjadi pasangan yang ditakuti seantero negeri.

Ada suara miring yang menduga bahwa langkah manajemen ini ada kaitannya pencalonan Dodi Reza Alex, salah satu petinggi klub maju sebagai calon Gubernur Sumatera Selatan dalam Pilkada 2018 ini. Terlepas dari nuansa politik yang lekat dengan sepakbola Indonesia, Sriwijaya memang tim yang erat dengan pemain bintang. Tidak sulit jika melihat wilayah Sumatera Selatan yang kaya sumber daya alam dilengkapi dengan petinggi klub yang fanatik dengan olahraga. Selain skuad mentereng saat menggenggam medali Juara Liga (2008 & 2012) dan Piala Indonesia tiga tahun berturut-turut (2008-2010), mereka pernah memborong para penggawa yang membawa Persib juara ISL 2014 seperti Firman Utina, M. Ridwan, Supardi Nasir dan Achmad Jufriyanto.

Piala Presiden 2018 adalah ajang pemanasan yang diikuti oleh Sriwijaya sebelum berlaga di perang sesungguhnya di Liga 1. Ajang pra-musim ini biasanya dipakai pelatih untuk mencari racikan taktik yang tepat atau untuk seleksi pemain yang akan dikontrak secara resmi.

Melihat komposisi skuad, tidak terlalu mengejutkan jika mereka bisa melangkah hingga semifinal dan meraih peringkat ketiga. Namun yang menarik, ada beberapa nama yang mencuat di lini tengah selain dari rekrutan bintang yang disebutkan di atas. Kemunculan sosok-sosok ini membuat anak asuh coach RD jadi ancaman bagi tim lain.

Syahrian Abimanyu

Laskar Wong Kito memang takluk dari Sriwijaya FC dalam laga pertamanya meski bermain tidak buruk. Dalam susunan daftar pemain, RD memberi kejutan dengan menempatkan Syahrian Abimanyu di sebagai duet gelandang jangkar bersama Yu Hyun Koo. Remaja yang masih berumur 18 tahun ini bermain matang layaknya veteran. Ia menjadi jenderal lini tengah dengan pergerakan dan umpan-umpannya. Sama sekali tidak terlihat gugup berada di tengah para maestro. Lebih mengejutkan lagi, eksekusi bola mati diberikan kepadanya.

Komentator Rendra Sudjono yang memandu pertandingan di televisi pun tidak bisa menyembunyikan rasa takjub. "Biasanya jatah set-piece diambil oleh pemain asing atau pemain senior," ucap Rendra. Tapi oleh pemuda yang baru debut di tim senior? Alamak!

Sejak saat itu Abi---sapaannya---selalu bermain dari menit pertama dalam setiap laga. Puncaknya saat tendangan bebasnya merobek gawang Arema FC di babak 8 besar.

Sebagai pemain bau kencur, Abi memiliki beberapa kelemahan seperti cara bertahannya yang harus diperbaiki. Asal konsisten, rajin berlatih, mengikuti arahan pelatih dan tidak salah pergaulan hingga kena star syndrome Abi akan jadi "sesuatu"di Liga 1 nanti.

Zulfiandi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline