Lihat ke Halaman Asli

Mita Karunia

Menulis untuk menyapa semesta

Tradisi “Male” Untuk Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13896766211739540107

Hari ini tanggal 14 Januari 2014 dalam kalenderMasehi atau dalam kalender Hijriah diperingati sebagai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dalam agama Islam.Pada bulan ini juga disebut-sebut sebagai bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW.Masyarakat yang beragama islam tentu menyambut hari istimewa ini dengan penuh suka cita. Bukan hanya di Indonesia, mungkin seluruh umat muslim di dunia. Indonesia sendiri yang dikenal dengan banyak budaya yang menghiasinya dari berbagai pulau, tentu memiliki cara mereka masing-masing dalam memperingati hari Maulid ini.

Yogyakarta (Jogja) misalnya yang memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW menggunakan gunungan yang sekitaran pagi tadi diarak dari Keraton bersama Sultan Hamengku Buwan X. Tidak lepas pula Sekaten yang dari sebulan lalu ikut menyemarakkan sebelum datangnya Maulid Nabi Muhammad SAW di Jogja sudah berakhir. Sekaten yang lebih dikenal dengan sebutan Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS). Dengan konsep yang telah disusun yakni hiburan rakyat dengan menggabungkan ruang rekreasi dan ekonomi rakyat. Tetapi, bukan ini yang akan saya bahas selanjutnya. Ada Male yang digunakan sebagai nama bunga yang akan saya ulas di sini dan di jadikan sebagai rangkaian acara untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Bunga Male, mungkin kedengarannya asing di telinga rekan-rekan kompasianer. Bunga Male di sini bukan Male yang dalam bahasa Inggris berarti-(maaf) jantan atau kelamin pria. Bunga Male merupakan sebuah tradisi yang datang dari Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Male memiliki arti, yaitu (Seni menggunting hiasan kertas). Dan biasanya bentuk/corak/motif yang menjadi Male adalah bunga. Sehingga namanya menjadi Bunga Male. Eh tapi, dalam bahasa Sumbawa “bunga” adalah “kemang” jadi bisa disimpulkan, masyarakat Sumbawa menamainya Kemang Male. :D

Cara pembuatannya sangat mudah, meski saya belum pernah mencoba, hehe. Kertas dengan ukuran-ukuran tertentu digunting sesuai dengan motif bunga yang diinginkan. Setelah itu, bentuk kertas warna-warni yang lain menjadi seperti macam bunga mawar dan sebagainya. Kemudian di tempel atau direkatkan di sebuah bambu atau kayu dengan panjang kira-kira 50cm. Bambu yang saya maksud seperti bambu yang biasanya digunakan pada kerangka layang-layang. Diameternya sekitaran sama dengan yang ada pada layang-layang. Bunga Mawar berada di paling atas pucuk bambu, lalu Malenya mengikuti di samping agak ke bawah bunga Mawar. Tidak lupa juga bambu biasanya dihias dengan melilitkan kertas warna-warni atau yang menjadi sisa dari Male.

13896766661054336261

Kemang Male yang dibentuk dari berbagai macam warna kertas menjadikan peringatan Maulid Nabi ini menjadi penuh warna. Yang lebih unik lagi di antara semua Kemang Male yang ada pasti diberi gantungan yang sekaligus akan mengenyangkan perut kita. Yaitu, bisa digantungkan snack, roti, atau yang lebih unik lagi biasanya digantungkan uang loh. Nggak banyak sih, paling cuma seribu rupiah sampai sepuluh ribu rupiah.

Nah, untuk mendapatkan Kemang Male ini, biasanya sesudah serangkaian acara dari Maulid Nabi selesai. Di tempat saya dulu, acaranya sesudah isya. Kami, mulai dari anak-anak, remaja, bahkan sampai yang tua berkumpul di masjid untuk memperingati pengajian dan sejarah dari Maulid Nabi Muhammad SAW yang disampaikan oleh seorang ustadz atau ustadzah. Sesudah acara inti, lalu istirahat dan penutup sekaligus pembagian Kemang Male yang paling dinantikan. Kemang Male merupakan hasil dari yang dikumpulkan oleh masing-masing kepala Keluarga dengan jumlah tertentu lalu dikumpulkan dan dibagikan lagi secara random kepada hadirin yang datang kemasjid. Aaaah.. saya selalu rindu tradisi ini.

1389676708934577395

Sayangnya dulu, ketika saya berada di Sumbawa saya masih kecil, belum begitu paham makna dari pengadaan Kemang Male ini dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW. Saya hanya ikut-ikutan untuk mendapatkan dan menerima Male ini. Dan sekarang saya berada di Jogja, mungkin kalau saya sudah pulang ke Sumbawa dan bersamaan dengan peringatan Maulid nabi saya bisa tanyakan maknanya dan ikut nimbrung langsung dalam peringatannya. Duuuh …

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline