Lihat ke Halaman Asli

Berislam Secara Kaffah

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam sebuah status di jejaring sosial Facebook, seorang kawan memposting status yang sangat menarik :
“Kata ustadz minuman keras sumber kemalasan dan judi sumber kemiskinan.”

”Namun di Jepang, minuman keras dan judi tidak dilarang. Mereka judi dan minum shake. Tetapi mereka tetap rajin bekerja dan tidak ada kata malas. disana tidak ada zakat, tapi membayar pajak tidak pernah dilanggar. Rata-rata disana tidak mengenal Tuhan, tapi jarang mereka berbohong dan peraturan tidak pernah dilanggar.”

”Dan negara mereka jauh lebih maju dari negara kita. Jadi apa yang salah dengan negara kita yang mengagungkan agama? yang ustadnya tiap hari ada di tv? ...”
Beberapa comment yang masuk tak kalah cerdasnya :
“negara kita mengagungkan agama, tp sedikit yg mengamalkannya secara kaffah. ustadnya yg tiap hari ada di tv cuma ustad entertain..”
“susah mengajak orang jepang masuk islam, karena bagi mereka masuk agama termasuk agama islam akan menambah mereka peraturan-peraturan. Sedangkan tidak beragama saja sudah banyak peraturan yg harus mereka jalani. (disana tiap aturan benar2 ditegakkan)”
“keadaan seperti negara kita inilah yang membuat orang seperti LENIN menyimpulkan bahwa agama adalah CANDU dan menghambat kemajuan. Celakanya kita tidak sanggup membuktikan bahwa dia salah .... wakakaka”


So....lalu? Bagaimana dengan maksud berislam secara kaffah itu?
Banyak penjelasan seputar Islam Kaffah. Pengalaman telah mengajarkan kepada kita, betapa banyaknya manusia-manusia yang mengaku telah beriman kepada Allah, mengaku meyakini apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dan dia juga mengaku beragama Islam akan tetapi pada hakekatnya mereka tidaklah Islam.
Islam hanya dijadikan topeng, cuma sekedar pajangan didalam KTP yang sewaktu marak aksi demonstrasi dipergunakan sebagai tameng didalam menindas orang-orang yang lemah, melakukan aniaya terhadap golongan minoritas serta tidak jarang dijadikan sarana untuk menipu rakyat banyak.

see more...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline