Lihat ke Halaman Asli

Sepatu yang Tersimpan di dalam Kardus

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ini cerita mengenai seorang wanita yang telah mapan usia nya bisa dikatakan sudah di atas 40 tahun, namanya Mbak lies, walaupun tua namuntetap di panggil mbak ada dua alasan, yang pertam di karenakan wajahMbak lies terlihat lebih muda dari umur nya, dan yang kedua Mbak Liesbuak usaha warung POP ICE yang nota-benenya para pelanggannya darikalangan anak muda bahkan di bilang pelajar. Mbak lies tinggal diwilayah Tanjung Barat perumahan muara di JL.Haji Harun 5 no. 25brt.07/03 jagakarsa, Mbak lies memiliki dua orang anak yang sudah tamatS1 ke duanya wanita.Saat ini Mbak Lies tinggal bersama suaminya yangsudah sering sakit akibat kebiasaannya merokok.Walaupun hasil daridagangannya tidak menghasilkan untung yang banyak, namun tidakmengahalangi Mbak Lies untuk berbagi kepada sesama. Kadang hal ini yangmebuat anaknya agak jengkel karena untuk diri nya sendiri beliaupas-pasan. Sejak usia muda Mbak Lies memang sudah senangberorganisasi apalagi organisasi di masyarakat, beliau sudah mengikutiklub voli untuk mengahrumkan nama RT nya, namun aktivitas tersendatkarena beliau mempunyai cita-cita untuk menguliahkan anak nya sehinggamenjadi sarjana. Segala aktivitas kemasyarakatan pun beliau tinggalkandemi untuk membiayai anak nya kuliah .Namun, jiwa sosialisasi nya yangcukup tinggi sehingga beliau tidak segan- segan singsingkan baju untukmembantu sesama. Masih ingat di benak saya badan nya sampi sakit dikarenakan beliau masak untuk beratus-ratus orang korban banjir kaliciliwung. Ketika Anak gadis Mbak LIes menyelesaikan kuliahnya, Iacoba adu nasib di jakarta sambil menunggu kesempatan kerja, Mbak LIesmenyarankan anak nya untuk ikut karang taruna menggalakkan kegiatanremaja RT.07. Mbak lies selalu mengingatkan anak nya " Kita harus punyaacara gak bisa diam saja" saat ini anak gadis nya sudah mulaimengumpulkan kekuatan remaja di sekitar bahkan sudah mempunyai blogspot serta nama keren utuk karang taruna mereka bernama " kuartet"kumpulan anak remaja RT tujuh. Ketika acara tujuh belasan beliauikut sibuk mendata dan mulai memprovokasi anak-anak yang beli POP-ICEdi warungnya untuk ikut lomba, tak lupa ketika di warung MPOK ILAH(warung sayur) Mbak Lies pun tak segan-segan turut meprovokasi IBU hj.Kana untuk menyediakan tempat untuk lomba tumpeng dan memprovokasiibu-ibu lainnya untuk turut serta. Ada kalanya Beliau merasa kwalahanakan keterbatasannya akan dana yang memang tdk beliau punya, namunbeliau tidak kehabisan akal, hal tersebut terbukti ketika para remajaputra akan memasang hiasan bendera di seluruh kampung pada malam hari,beliau memprovokasi teman satu genk Voli nya untuk mentraktir mieinstan. Beliau sempat berkata pada anak gadis nya bahwa " Kasihanmereka, mungkin mereka lapar dan mereka harus di dukung agar acara17-an kali ini sukses" Diam-diam Mbak Lies sangat ingin ikutlomba gerak jalan sanati khusus ibu-ibu, beliau terus menimbang-nimbangberapa uang yang beliau punya, uang tersebut beliau kumpulkan satubulan sebelumnya. Tak seperti biasa nya, Mbak Lies sudah tidak ada dirumah padahal hari masih pagi hal ini yang menjadi keheranan untuk anakgadis nya, pukul 10 Mbak Lies kembali dari pasar dengan menentengsepatu untuk acara jalan santai. Sepatu yang beliau beliau belibentuknya sederhana tidak begitu mahal beliau menyimpannya nya rapihmasih dalam kardus. Sebelum 17 -an acara di mulai dengantasyakuran yang acara nya berhasil di adakan di lapangan PB. Muaramilik H. Kana, hmm.. hasil provokasi dari Mbak Lies, lalu esok harinya di ikuti dengan acara jalan santai, anak gadis Mbak Lies yangnotabene adalah panitia nya tidak melihat sosok Ibunya itu,namun karenakesibukan lomba anak gadis Mbak LIes tidak begitu memperhatikan lagi.Waktu menunjukkan pukul 17.30 lomba pun sudah selesai dan anak gadisMbak Liespun bergegas pulang, di rumah yang Ia lihat sepatu yang dibeli oleh Ibunya masih tersimpan di dalam kardus, namun Ia belummenemukan sosok Ibunya itu, yang ada hanya ayah nya yang tergeletakkarena penyakit asthma-nya kumat. " kok Ibu tadi gak ikut lomba?" ,anak gadis Mbak Lies coba bertanya kepada ayah nya. Anak gadisMbak Lies baru mengetahui bahwa ibu nya tercinta tdidak mempunyaiseragam untuk lomba tersebut, kini Ibu nya justru sudah berada di pasarkembali untuk membeli dagangan untuk Ia jual esok hari, dalam hati anakgadisnya " ibu .. kamulah sebenarnya pahlawan sejati itu". di ceritakan sendiri oleh anak gadis mbak lies, bernama Ririn Indriyani




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline