Sebelum memulai cerita tentang keseruan lari di TMII (Taman Mini Indonesia Indah). Mau sedikit kilas balik, keinget pesan dari bapak "Banyakin bepergian & ketemu orang-orang baru. Perluas wawasan serta perbanyak relasi" Ujar bapak saat saya masih menjadi siswi sekolah menengah pertama (SMP) Namun masih melekat dalam ingatan, bahkan secara tidak sadar jadi salah satu pedoman.
Mungkin selain dari pada nasehat bapak, saya dan keluarga sedari kecil memang sering pindah tempat tinggal karena bapak berpindah tempat kerja. Syukurnya saya tidak punya masalah dalam hal beradaptasi. Menjadi anak baru, adalah hal biasa buat saya. Bahkan saya selalu 'sok ramah' kalau berada ditempat baru. Aslinya, saya kalau diem mukanya judes banget hahaha.
Ketika Kompasiana menginformasikan ada event Shot And Run dengan gesit saya daftar. Alasan utama : kebetulan sedang tidak ada event run, belum ada kegiatan fix dan pengen tambah teman baru. Saat orang-orang mulai memfilter pertemanan (base on obrolan) Saya malah giat mengikuti berbagai event yang memungkinkan ketemu dengan banyak strangers (orang asing). Tujuannya nambah relasi dan meningkatkan wawasan.
Kenapa teman-teman lain enggan menambah lingkaran pertemanan dekat kurang lebih rangkumannya begini: enggan menghadapi drama & adaptasi, pernah mengalami berbagai trauma pertemanan yang kurang baik, fokus sudah berbeda (menata karir ataupun berkeluarga), Kurang waktu untuk bersosialisasi secara lebih leluasa seperti masih remaja dan hal-hal lainnya. Namun ini tidak mewakili milyaran manusia ya, ini hanya opini dari puluhan orang terdekat saja, jadi jangan disamaratakan okey.
Setelah daftar jadi peserta event, saya tidak punya ekspektasi bakalan kepilih karena saya tahu betul banyak sekali pelari yang memang sudah mahir pun mendaftar. Tapi ternyata, dugaan saya keliru. Nama saya terpampang nyata jadi salah satu peserta terpilih yeayyy, pastinya saya senang sekali. Namun yang terpilih memang sedikit, sekitar 15 orang.
Malam minggu pulang dari take konten di Jiexpo sampai rumah sekitar jam 21.07 WIB dan harus lanjut editing video supaya besok bisa pergi lari dengan tenang. Setelah sekitar jam 22.50 WIB berusaha tidur, supaya minggu 22 Desember 2024 bisa bangun pukul 03.20 WIB. Syukurnya beneran pagi-pagi buta bangun dan bersiap, targetnya naik KRL pertama dari stasiun Bogor.
Namun sayang sekali, kereta pertama sudah berangkat. Untungnya kereta kedua masih tersedia, maka bergegaslah naik. Alhamdulillah masih kekejar dan bisa tidur di KRL. Kali ini turun di stasiun Tanjung Barat, lanjut sholat subuh dan bersiap menggunakan sunscreen serta lip tint. Pas cek jam masih jam 05.10 WIB, sekitar sepuluh menitan charger HP di stasiun, setelahnya pesan ojek online langsung ke TMII pintu 3 dan pas lihat harga Rp22.500,- okelah buat ngejar waktu.
Baru pertama kali nih masuk ke TMII via pintu 3, biasanya lewat pintu utama. "Mas, kalau ke resto Bakau bisa naik angling?" Tanya saya kepada petugas ticketing kemudian ia menginformasikan kalau angling tersedia sekitar pukul 06.15 WIB. Sedangkan acara berlangsung pukul 06.10 WIB.
Yasudah saya bertanya saja terkait jalur buat jalan kaki. Rupanya hanya sekitar 130 meter. Saya pun jalan dengan santai kebanyakan lurus aja, pas ketemu sama patung ikan barulah belok kanan dan jalan terus sampai ketemu sama museum batik lanjut lurus dikit dan tiba deh di resto bakau.
Sepintas resto ini dari luar tidak terlihat seperti resto, ada plang kecil di depan bangunan. Meja, kursi tertata rapi. Daya tarik resto ini ada area kolam ikan. Terdapat beberapa jenis ikan berukuran sedang hingga besar kemudian ada kura-kura. Cukup luas, cocok buat meet up ataupun kumpul keluarga sambil kulineran.