Sudah mau 1 Bulan harga minyak goreng meroket. Pertanda kalau Kita kudu beralih ke makanan sehat, seperti cara memasak di kukus ataupun dibakar.
Bukan cuma alasan supaya lebih sehat, melainkan agar bisa tetap berhemat. Seperti yang kita alami, di masa pandemi ada pengeluaran tambahan : beli masker, vitamin/herbal, pencuci tangan. Supaya tetap sehat jasmani.
Bagi sebagian Orang bertambahnya pengeluaran untuk masker tidak terasa. Namun bagi kalangan menengah kebawah, cukup terasa. Harus meminimalisir pengeluaran.
Supaya tetap seimbang antara pemasukan & pengeluaran. Jangan sampai jadi besar pasak dari pada tiang.
Apalagi saat ini UMP kenaikannya sedikit, sudah bisa ditebak sembako akan tetap naik.
Alternatif pengganti minyak goreng : kukus makanan/rebus/bakar. Kalau berani bayar listrik agak mahal, pakai yang lagi hits "air fryer".
Beberapa jenis makanan yang tetap enak dan aman di konsumsi : Gado-gado, pecel sayur, ketoprak, tumis toge, tongkol/bandeng presto, ayam bakar/ikan bakar, nasi liwet, aneka jus.
Atau bisa juga konsumsi camilan : ubi kukus, singkong kukus. Bisa juga dibuat seperti ongol-ongol, kue putu.
Semua masih bisa di nikmati meski tidak di goreng. Namun agak miris, saat suatu Negara penghasil minyak goreng & memiliki kebun sawit luas warganya beli Minyak goreng dengan harga selangit.
Apakah ini hanya sementara? Atau selamanya? Apakah ada pengganti minyak kelapa sawit? Seperti halnya minyak tanah beralih ke gas? Awal sulitnya minyak tanah, karena harga meroket, minyaknya langka. Perlahan-lahan di ganti ke gas.