Lihat ke Halaman Asli

Lala_mynotetrip

Terus berupaya menjadi diri sendiri

Makanan Rantangan Sambut Bulan Ramadan

Diperbarui: 11 April 2021   21:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Semakin dekat dengan kehadiran bulan ramadan, ada banyak kegiatan yang di rindukkan setiap ramadan. Sedikit flashback ke zaman Saya sewaktu kecil dahulu. 

Almarhumah Nenek, selalu semangat menyambut ramadan, biasanya nenek akan memanen ikan di kolam, memotong ayam kampung, serta memasak makanan spesial dalam jumlah yang banyak. 

Setelah semua masakan matang, maka Saya dan adik akan di tugaskan mengantar makanan di rantang-rantang. Makanan tersebut di kirim ke sanak-saudara. Jarak yang kami tempuh lumayan jauh, maklum Sukabumi dari satu rumah ke rumah yang lain memang berjarak cukup jauh dan kami pada saat itu hanya berjalan kaki saja. 

Setelah sampai di kediaman rumah sanak-saudara, mereka akan memindahkan isi rantang kemudian mencuci setelah itu akan di isi dengan lauk-pauk yang mereka buat. Setelah itu kami pulang dengan rantang berisi. 

Sudah menjadi tradisi dari tahun ke tahun, selain sebelum kehadiran bulan ramadan biasanya H-1 menjelang lebaran, kami akan mengantar masakan di rantang juga biasanya ada kue-kue kering dan pulang akan terisi penuh. 

Menjadi sebuah kebiasaan dan budaya, ketika kita mengantar makanan, maka wadahnya tidak akan pernah kembali secara kosong. Alias selalu terisi apapun isi nya. 

Jadi saat Saya dewasa dan menikah, kami tinggal di Kota Jakarta. Jika ada tetangga atau anak kost yang memberi kami makanan, pasti akan Saya usahakan terisi piringnya saat Saya kembalikan. Rupanya di Kota besar tradisi tersebut tidak berlaku, mereka malah heran saat Saya isi piringnya. 

Setiap tempat memang punya adat dan kebiasaan yang berbeda. Hal yang wajar, ramadan memang teramat spesial bagi kita umat muslim. Bulan yang di nanti-nanti kehadirannya. 

Pandemi tahun lalu dan tahun ini, membuat ramadan agak berbeda. Namun tidak surut semangat untuk beribadah secara maksimal. Justru agenda buka puasa bersama di restoran auto hilang dari list.

Sejujurnya, Saya kurang nyaman untuk mengikuti jadwal bukber di luar rumah. Restoran ataupun di tempat-tempat makan, karena solat magrib waktunya sangat pendek. Sedangkan di resto musola akan antri, tidak khusyu serta terasa kurang optimal dalam ibadah. Kecuali jika bukber di rumah salah satu teman atau sahabat. Bukber di rumah lebih kondusif dan tenang dalam menjalankan ibadah solat magrib. 

Tahun kemarin, buka puasa full di rumah. Rasanya lebih nikmat dan intim. Buka bareng sama keluarga, lebih asik dan membahagiakan. Menu buka alakadarnya pun tetap membuat nikmat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline