Lihat ke Halaman Asli

Lala_mynotetrip

Terus berupaya menjadi diri sendiri

Keadilan yang Dipatahkan

Diperbarui: 30 Desember 2020   23:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Notifikasi whatsapp saat Rara berangkat ke kantor membuat matanya terbelalak, kaget. Isi forward sebuah pesan WA "Untuk bonus tahun ini akan cair, namun hanya berlaku untuk pegawai lama. Pegawai baru akan mendapatkan bonus tahun depan dengan catatan keadaan sudah kembali normal. Thanks".

"Mba, kok aku kesel bacanya. Kenapa harus di share ke grup kalau ga semua yang dapat" Ujar si pengirim menambahkan kalimat jengkelnya. "Wah, aku malah baru tau" respon ku singkat sambil meencerna perlahan, ada rasa bergemuruh di dada. Bagaimana pun tahun ini ada banyak yang aku bisa kerjakan di Perusahaan tapi kenapa sekejam ini?? Berbagau tanya meronta-ronta.

"Tidak apa, mba. Mungkin belum rezeki kita aja. Kan rezeki tidak melulu gaji dan bonus" Timpal ku lagi mencoba menenangkan mba Hani yang aku tahu beliau sangat banyak berkontribusi untuk invoicing, pajak dan pekerjaan keuangan lainnya. 

" Iya, sih tapi nyesek aja" balas nya lagi "iya aku juga merasakan hal yang sama" ujar ku meskipun, aku juga ragu apa ada hak aku untuk kesal dan marah? Tetapi jika aku telusuri artikel yang aku buat untuk 5 brand yang aku kelola sangat banyak, belum lagi kontrn dan postingan di sosial media. Hanya saja pekerjaan semacam ini memang masih di pandang sebelah mata. 

Ada banyak perusahaan yang belum memahami fungsi website dan sosial media untuk salah satu media branding. "Akh, kenapa mereka rekrut aku kalau memang tidak butuh" ego ku tidak mau kalah. Sesak nafas, sesak dada dan ada amarah yang sedang membara. 

Namun, aku bisa apa? Hanya bisa berbagi keluh dengan mba Hani yang kebetulan senasib. Sebagian orang akan mengkritik kami "masih gajian aja harusnya bersyukur" eitttsss.. tidak se sederhana itu. "Aku kalau harus jujur,enggak mau masuk kantor ini, mba. Di hari yang sama ada info di terima kerja, aku juga ada penerimaan di brand lain. Hanya saja suami mau nya aku ngantor di sini alasannya dekat dan pegawai nya di umrohkan" Ujar ku saat bertemu mba Hani di kantor. 

"Oalah.. termakan omongan manis, aku pun sama. Saat interview di janjikan ada bonus setiap akhir tahun.. taunya, janji busuk" timpal mba Hani sambil agak manyun. Kebetulan hari ini anak sulung mba Hani ulang tahun, "sebenernya aku malas masuk saat tahu fakta itu" ujarnya sedikit menerawang. 

Kami berdua merasa dongkol dengan kebijakan dan keputusan managemen, rasanya jerih payah selama 10 bulan ini tidak ada nilainya. Padahal di kanto sebelumnya tetap dapat meski proposional, "nyesel aku, milih tempat ini" imbuh mba Hani. Masa pandemi memang sulit, makanya kami berusaha optimal dalam bekerja, bahkan aku bisa menerbitkan banyak artikel untuk brand-brand yang ku handling.

"Aku bukan cuma multitasking, tapi multi brand" Gerutu ku dalam hati saja. "Yaudah, kita ambil hikmahnya saja. Untuk lebih sabar dan tidak iri" hibur ku kepada mba Hani, kami hanya bisa saling menghibur satu dengan yang lainnya. Karena sesak masih belum juga hilang, ikhlas itu berat. 

Ada keadilan yang di patahkan dengan istilah lama bekerja. Lantas kenapa tidak menginfokan kepada masing-masing yang dapat bonus saja? Agar yang tidak dapat, enggak tahu dan enggak dengar. 

" Sungguh management di setiap perusahaan itu beragam serta unik. Kebanyakan aneh, serta kurang menerapkan prinsip keadilan" Timpal mba Hani masih tidak terima atas kejadian yang mengoyak hati serta nurani kami. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline