Lihat ke Halaman Asli

Lala_mynotetrip

Terus berupaya menjadi diri sendiri

Bagaimana Nasib Anak Sekolah?

Diperbarui: 24 Juli 2020   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sudah hampir lima bulan anak sekolah, bersekolah secara online. Pro dan kontra pasti akan mengiringi kondisi ini, benar. Terutama bagi para orang tua yang berada di kalangan menengah ke bawah. 

Bahkan lebih mirisnya ada banyak saudara-saudara kita yang belum memliki smartphone, pusing luar biasa ketika anak-anaknya harus bersekolah secara online. 

Belum lagi memkirkan kuota dan SPP yang tetap harus dibayar. Apalagi wilayah yang jauh dari perkotaan, susah sinyal rasanya sangat memusingkan kepala. 

Semua orangtua mulai menjerit, bagaimana cara agar anak mereka tetap sekolah dan kebutuhan pokok terpenuhi. Bantuan sembako memang ada, namun masih ada saja yang tidak tepat sasaran. Entahlah, wajah Negeri inisangat luar biasa kacau. 

Bantuan pun masih di tilep, di pungli dan berbagai istilah lainnya. Semoga semua nurani terbuka dan peka, jiwa dermawan semakin menguat. Jika ada tetangga yang tidak punya fasilitas internet atau kuota sudilah kau berbagi? Agar anak-anak tetap bisa belajar dan bersekolah online, semoga bersedia dan berkenan. 

Membayangkan situasi orangtua yang tidak memiliki penghasilan tetap atau bahkan jadi korban PHK, rasanya miris serta teriris seperti sedang mengiris bawang. 

Lagi dan lagi, kita semua harus tetap kuat melawan virus yang tidak nampak jelas. Berusaha bertahan hidup dan memikirkan kemajuan anak, wahai para orangtua sungguh kalian amat mulai. Perjuangan kalian dimasa ini akan menjadi sejarah. 

Para anak yang mengalami masa-masa ini, tolong kalian resapi dengan baik dan hargai pengorbanan serta kerja keras orang tua kalian. Berterima kasih lah kepada orangtua yang terus mengupayakan agar kalian bisa sekolah  Balaslah perjuangan mereka dengan menjadi pribadi bermoral, tekun, dermawan dan beradab. 

Jangan adalagi cerita pilu, tetangga atau saudara mengabaikan sesama. Jangan ada lagi cerita orang mati kelaparan karena tidak ada yang membantu. 

Memang wajar mengejar kekayaan dan jabatan, tapi ingat ketamakan hanya akan merusak dan menjatuhkan banyak korban jiwa.

Ketika seseorang di beri amanah, maka jaga dan penuhi dengan baik. Jangan tamak dan rakus hingga kalap. Semua titipan akan di mintai pertanggung jawaban. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline