Salah satu tempat liburan yang paling saya inginkan dan masih dalam usaha agar terwujud adalah mendaki Gunung Mahameru dan Dieng. Entah kenapa keduanya memiliki daya tarik tersendiri bagi saya secara pribadi.
Dieng dengan segala keindahan dan juga kekayaan budayanya, seperti yang sudah diketahui khalayak Dieng memiliki satu festival budaya yang sangat menggiurkan untuk diikuti, berharap bisa nanjak ke dieng tepat saat acara budayanya juga berlangsung. Jika tidak salah berlangsung di kisaran Bulan Oktober. Festival Dieng Culture, yang menyajikan penerbangan lampion dan acara kebudayaan yang unik dan artistik. Semoga lekas bisa kesana
Kemudian Mahameru dengan sejumlah tempat yang menarik, salah satunya danau ranukumbolo dan tanjakan cinta. Semoga saja keelokan yang masih terjaga, meski sering terdengar katanya kini gunung mulai banyak sampah dan mulai semrawut, akhhh kecewa lagi-lagi tangan-tangan manusia merusak keindahannya.
Padahal jika kita merawatnya, bukankah keindahan itu akan terus terjaga bahkan anak-cucu kita bisa menyaksikan secara langsung? Semoga setiap diri sadar bahwa menjaga lingkungan itu amat penting.
Mahameru dengan segala cerita komersilnya, tetap memikat. Berharap dapat mebikmati liburan kesana bersama suami dan keluarga kecil kami, alangkah indahnya sekeluarga pergi nanjak dan berkemah di lingkungan alam bebas. Menghirup udara segar dan bersih, memahami apa itu arti kerjasama dan kebersamaan tanpa gadget dan tanpa hal-hal yang glamor. Yang ada hanyalah kebersamaan yang membuat hati dan jiwa terasa hangat, menghangat dan mendekatkan.
Merasakan perjalanan jauh, menanjak berliku dan berkelok. Licin dan terjal, menguji semangat dan kesabaran. Demi sampai ke tempat tinggi, melihat sang mentari terbit bahkan tenggelam.
Menikmati senja dengan cerita dan kicauan alama semesta. Romantis, segala usaha dan kelelahan seolah terbayar lunas, saat alam menyuguhkan segala keasrian dan keindahannya. Amat mempesona, menawan hati dan mengajak raga untuk rindu dan kembali mendaki lagi dan lagi.
Alam seolah menjadi candu, semoga saja yang menjamah nya masih memiliki akal sehat untuk menjaga kelestariannya. Liburan bukan hanya soal menghilangkan penat, namun juga menyatu dengan keindahan yang alami dan belajar berjuang untuk melihat dan mendekat keindahan.
Kerinduan akan mendaki itu bisa ditahan ketika ingat belum bisa cuti liburan, masih ada banyak tanggungan dan tabungan yang masih belum cukup untuk jalan-jalan. Semoga saja tahun depan keluarga kecil ini bisa berkemah dan mendaki dengan rasa bahagia dan lengkap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H