Lihat ke Halaman Asli

Lala_mynotetrip

Terus berupaya menjadi diri sendiri

Nepotisme Terselubung

Diperbarui: 24 Januari 2018   10:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

bottomsupcomic.com

Nepotisme, menurut Wikipeda Nepotisme berarti lebih memilih saudara atau teman dekat berdasarkan hubungan bukan berdasarkan kemampuannya. 

Tentu rekan-rekan sudah sangat Familiar dengan istilah Nepotisme. Saya akan bercerita sedikit tentang pengalaman saya, sahabat saya dan beberapa teman jauh saya. 

Sering disuarakan oleh banyak Perusahaan bahwasanya mereka tidak menerima atau merekrut karyawan bawaan (Keluarga karyawan, saudara atau teman karyawan) namun fakta dilapangan jarang sekali recruitment tanpa ada kandidat bawaan orang "dalem".

Nepotisme terselubung ini lebih agak main cantik, seolah semua kandidat melalui tahapan-tahapan test di tempat recruitment. Namun entah karena si pelamar bawaan itu tinggi hati atau polos, dengan percaya diri dia bercerita bahwa test yang dilalui nya hanya formalitas. Dia sudah yakin akan lolos, karena dia punya orang dalam yang akan mereferensikannya.

Anggaplah dia polos, yang dia tau dia mengikuti prosedur. Tetapi yang ingin saya pastikan, adakah rasa bersalah dalam hati dan pikirannya. Pernah kah terbesit dalam benaknya, posisi yang ia dapatkan mungkin adalah posisi yang lebih pas untuk si A, karena A lebih expert. 

Sewaktu kecil kita pasti diajari untuk tidak memakan bagian atau jatahan adik atau saudara kita ya? Orang tua mayoritas menerapkan, makan bagianmu. Jangan berani memakan yang bukan bagian kamu. 

Sampai detik ini saya merasa nepotisme itu bukan suatu budaya yang baik untuk dilestarikan, apapun alasannya. Entah ingin membantu keponakan yang baru lulus atau memanfaatkan posisi tinggi untuk memasukkan orang-orang terdekat anda. 

Sepintas terlihat fair, semua mengikuti step-step perekrutan. Tahukah anda, ada berapa banyak potensi yang anda depak dan berapa banyak hak yang anda rampas. 

Setidaknya para orang tua menanamkan mental 'berusaha' bukan mental instant, tenang kamu akan masuk kesana. Dibantu paman mu, selain anak tidak akan berkembang. Anak tersebut akan berlaku sama secara terus menerus dan turun temurun. Seolah itu menjadi habbit yang biasa saja.

Bolehlah kalian memiliki banyak Collega, bolehlah kalian memiliki pangkat dan kedudukan. Tetapi berpikir jernihlah, setiap orang harus berkompetisi secara sehat. 

Secara fair dan budaya nepotisme itu akan terhapuskan. Jangan biarkan kami berpikir, percuma ikut test sana sini, ujung-ujungjya orang bawaan yang akan menempati posisi tersebut. Berikan peluang bagi orang-orang yang berpotensi bukan pada orang yang hanya mengandalkan relasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline