Lihat ke Halaman Asli

Twitter Sang Pencinta Hujan

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Hujan...hujan...tetesan-tetesan air ini menggugah asaku...menyampaikan rindu dan amarahku untukmu...”

“Hujan, aroma tanah setelahmu ingin kusesap seperti kumenyesap air susu Bundaku...”

“Tanah-tanah becek penuh air hujan melekat di kakiku, tak ingin kubersihkan dan biarkan aku nikmati dinginmu, seperti kunikmati dingin rongga dada ini...”

Kuperhatikan terus time line seseorang yang kufollow beberapa minggu lalu di twitterku. Selalu tentang hujan yang tertulis di sana. Bahkan sejak pertama dia menuliskan status time line twitternya, yang kudapati hanya bercerita tentang hujan. Aku tertarik menjadi followernya ketika menelusuri tag line tentang hujan dan kudapati dia lah orang terbanyak yang menuliskan tentang hujan. Dan, hei...semua yang tertulis di sana tentang hujan, tak kudapati interaksi apapun darinya dengan orang-orang lain.

Hampir dua ratus tulisan dipostingnya dan semua tentang hujan. Dia tak menjadi follower siapapun sementara yang mengikutinya hanya 11 orang termasuk aku, itupun kebanyakan hanya user iklan-iklan pengguna twitter. Aku yakin dia seorang wanita. Dee...hanya nama itu tertulis di sana tak ada info apapun di profilnya, di biografinya pun cuma tertulis “Pencinta Hujan.” Itu saja.

Aku ingat seseorang yang juga begitu mencintai hujan, seperti aku mencintai dia. Orang yang selalu membuatku terus mencari dan mencari apa saja tentang hujan. Orang yang selalu membuatku tertunduk ketika menatap matanya, orang yang selalu membuatku gemetar ketika meraba kulitnya, orang yang selalu kurindukan selama 4 tahun ini. Oh Tuhan, mungkinkah Engkau dapat membawanya turun dari pelangi menemuiku selepas hujan. Ah, aku terlalu berlebihan, mungkin sang pencinta hujanku itu sudah melupakan aku sejak terakhir kali aku mengecup bibirnya.

Biarlah, sang pencinta hujanku sudah pergi 4 tahun lalu. Entah kemana. Entahlah aku harus membenci atau mencintainya yang pasti entah kenapa dia tak menungguku.

Kini aku tengah menikmati seseorang bernama Dee ini. Menikmati time line twitternya yang setiap hari bercerita tentang hujan. Paling tidak dalam satu hari dia akan memposting 3 atau 4 tulisan di twitternya. Dan setiap hari pula aku selalu berdebar menantikan tulisan hujannya itu. Bahkan aku selalu menunggu hingga larut malam.

Pernah beberapa kali aku mencoba berinteraksi dengannya, membalas time linenya, menyapanya dengan sapaan “Hei, hari ini cerah. Tidak ada hujan hari ini, kenapa masih menulis tentang hujan” atau dilain waktu kutulis nada gurauan “Jangan berharap hujan terus, nanti banjir.” Dan hasilnya, tak satupun sapaanku berbalas. Tapi entah kenapa pula tak hendak aku meninggalkan si Dee ini. Unfollow tak pernah terpikir di benakku meski dia tak pernah membalas sapaanku.

Semakin aku mengikuti time linenya semakin aku penasaran dengannya. Aku yakin Dee ini seorang perempuan meski foto profil yang terpajang di sana hanya setangkai anggrek hutan berwarna ungu. Aku mulai berani membayangkan wajahnya. Ugh secantik apakah dia, apakah tubuhnya sintal, lehernya jenjang, matanya elok dan bibirnya membentuk siluet dua undakan yang indah seperti milik kekasihku yang hilang. Ataukah ia seorang perempuan gemuk dengan wajah membosankan dan judes.

Apapun dia aku masih saja berdebar menantikan tulisan-tulisan hujannya. Walau dia seorang perempuan gendut dengan wajah membosankan tapi aku telah terlanjur jatuh cinta pada tulisannya. Tapi bagaimana cara aku bisa menarik perhatiannya. Sengaja aku memposting link tulisan-tulisan dan puisi-puisiku di metion twitternya, aku berharap dia membaca lalu memulai interaksi denganku. Tapi nihil, tetap saja dia tak peduli. Aku tak kecewa, aku masih saja terus me”retweet” tulisannya agar dibaca oleh teman dan followerku yang jumlahnya ribuan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline