Baru-baru ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mengambil langkah berani dalam mengurai kemacetan dan menekan laju pertumbuhan kepemilikan kendaraan bermotor di Pulau Dewata tersebut. Salah satu langkah drastis yang ditempuh adalah menghentikan pembelian motor dan mobil di Bali atau dikenal dengan kebijakan zero growth. Gubernur Pemprov Bali, Made Mangku Pastika menjelaskan, wacana zero growth dilakukan dengan menghentikan pembelian mobil dan sepeda motor baik dalam kondisi baru maupun seken. (sumber : liputan6.com)
Kemacetan di Denpasar memang sudah parah. Ditambah lagi tidak adanya transportasi umum yang nyaman yang bisa mengantar para turis ke lokasi wisata. Makanya tidak heran, para bule disanapun sudah mengendari sepeda motor demi menghemat budget liburan mereka.
Saya jadi teringat beberapa waktu lalu pergi mengunjungi Pulau Penang dan Kuala Lumpur, Malaysia. Pulau Penang bukanlah tempat tujuan wisata favorit, rata-rata orang Indonesia yang kesana datang buat berobat atau general check-up. Walau ada beberapa tempat wisata yang bisa dikunjungi seperti Bukit Bendera (Penang Hill) tapi menurut saya, tempat wisata di Bali jauh lebih banyak dan indah.
Walau tidak memiliki tempat wisata sebanyak Bali, transportasi disana sangat nyaman. Pulau yang hanya sebesar 293 km² ini memiliki bus berAC yang siap mengantar para turis kemana aja, kalo harus nyambung 2x, para turis bisa ke terminal Komtar. Terus terang, dengan adanya transportasi umum ini sangat menghemat biaya perjalanan kami. Dengan sekali perjalanan sekitar 2 riggit/per orang (sekitar Rp 7.000) kita bisa menikmati perjalanan di bus berAC dan menikmati kota tua Pulau Penang tanpa macet!
Berbeda kalo saya berlibur ke Bali bersama keluarga. Kami harus menyewa mobil seharga +/- Rp 350.000/hari. Jika selama seminggu saya disana, maka biaya untuk bayar sewa mobil Rp 2.450.000 belum lagi biaya bensinnya. Itulah yang membuat liburan di Bali jadi lebih mahal.
Langkah Pemprov Bali untuk menghentikan pembelian motor dan mobil sebaiknya diikuti dengan pengadaan transportasi umum yang nyaman dan murah. Apalagi sekarang Bali semakin kesohor sebagai tempat wisata favorit di dunia, sebaiknya pemrov memikirkan hal ini dalam jangka panjang. Jangan tunggu rame dan stuck, baru mau buat monorel atau Busway.
Ya segitu aja dulu...
Salam kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H