Lihat ke Halaman Asli

Dilarang Mencuri Ide Orang Lain (Seperti Saya)!

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya harus menulis ini. Tidak bisa tidak. Ini harus. Bermula dari postingan saya tanggal 8 Maret 2010 yang berjudul “Tips (benar) Menjadi Guru Seorang Guru” di Kompasiana.

Sedikit saya bercerita tentang latar belakang pemuatan tulisan ini. Beberapa kali saya menjadi “tong sampah” dari istri saya. Inti share istri saya adalah “Guru kok kayak gitu ya bang?” Sayapun tergoda mencari jawaban itu. Saya coba mencari di internet tulisan yang bersinggungan dengan tulisan itu. Banyak tulisan yang saya temukan dan satutulisan yang menurut saya menjawab pertanyaan istri saya, yaitu tulisan Jaber Sampurno di blog pribadinya www. gurukreatif.wordpress.com yang berjudul “7 cara menjadi guru yang profesional dalam bersikap”. Sayapun memposting tulisan itu di Kompasiana setelah mengubah judulnya dan menambah serta menghilangkan beberapa kalimat di dalamnya. Dan postingan itupun dibaca dan dikomentari beberapa teman kompasianer. Sampai akhirnya komentar dari Jaber Sampurno (Pak Agus) yang saya hormati, yang isinya: 10 Maret 2010 14:02 “Pak, ini tulisan anda ambil dari blog saya
gurukreatif.wordpress.com”.

Mendapatkan respon seperti itu saya kaget dan resah. Saya tersadar bahwa saya sudah melakukan pelanggaran etika. Keresahan saya semakin bartambah karena selama dua hari setelah kejadian ini tidak ada teman-teman Kompasiana yang mampir ke tulisan saya. Hal inilah yang paling menyiksa. Rasanya kemampuan intelektual saya difonis bahkan diblacklist. Pikiran saya terpojok.

Sadar bahwa saya telah melakukan kesalahan sayapun secara sadar dan niat yang tulus ingin membebaskan pikiran saya dari belenggu ini dengan menulis pengakuan ini. Sebelum tulisan ini saya juga sudah membalas pesan dari Pak Agus yang berbunyi: “benar pak Sampurno..maaf sebelumnya saya tidak minta ijin sebelumnya. Tulisan bapak sudah saya “acak-acak”. Maaf sebelumnya. Dengan ini saya cantumkan sumbernya. Mohon maaf juga buat teman2 kompasiana, saya melanggar etika kita. Salam”.

Dari pengalaman ini saya berefleksi diri bahwa ide kreatif dan original itu lebih memberi arti pada diri daripada ide orang lain yang dicaplok jadi ide sendiri. Karena, ketika kita “mencuri”ide orang lain bisa saja kita mendapat banyak respon tetapi tidak membantu daya kreatif kita. Hal ini saya sadari sendiri. Untuk menjadi eksis dan bermakna harus lahir dari kejujuran intelektual. Saya tidak mau membelenggu intelektual saya hanya karena rasa bersalah yang tidak mau diakui.

Dengan pengalaman inipun saya semakin terpacu untuk melepaskan ide-ide yang lama bersarang dalam kepala ini. Semoga dengan pengalaman ini saya semakin matang dan terus berjalan di rel yang benar. Kepada Pak Agus yang saya hormati, sekali lagi saya mohon maaf. Saya tidak ada niat menjadi “Pak Agus” palsu di dunia ide. Maafkan saya pak. Dan kepada teman-teman semua kiranya juga bisa memaafkan dunai ide saya. Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline