Lihat ke Halaman Asli

Kejam, Dokter Berbisnis di RSUD Dompu NTB

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dompu - Kecurigaan publik selama ini bahwa ada dokter yang berbisnis dalam hal pembelian obat atau penebusan resep dilingkup Rumah Sakit Umum Dompu terjawab sudah. Tingkah dokter yang berbisnis bukan dibongkar oleh orang lain ataupun pihak luar, melainkan aib tersebut dibuka dan diakui secara jujur oleh direktur RSUD dr. H. Ahmad Faisal, diruang kerjanya, Kamis (14/01), ketika dikonfirmasi dalam masalah mal praktek.

Kasus malraktek RSUD Dompu Provinsi NTB terhadap pasien bersalin Barayati Ade Mulyani adalah pintu terkuaknya kebobrokan selama ini, bagaimana cara dokter melakukan bisnis ditengah kesusahan yang melanda pasien dalam mencari kesembuhan, namun malah didera dengan cara yang kejam dan melanggar hukum.

Terkuak, pasca acara dialog antara pihak keluarga pasien korban mal praktek dengan direktur RSUD, pihak keluarga pasien Suryanti saat bertandang keruang kerja direktur untuk memperjelas sejauh apa tanggung jawab rumah sakit terhadap keponakannya, Suryanti mengeluhkan mahalnya segala biaya terutama pembelian obat mulai harga terendah sekitar 20.000 rupiah pun harus dibayarnya, padahal pihaknya memiliki kartu BPJS.

Mendengar keluhan tersebut, Faisal pun menjelaskan panjang lebar bagaimana kesaktian BPJS bagi masyarakat terutama yang tidak mampu untuk mendapatkan keringanan. Dalam BPJS semuanya diatur, kata Faisal. Program BPJS sudah sangat bagus dan komplit, semuanya diatur dalam BPJS.

Dari fakta yang dialami oleh keluarga pasien Barayati, diakuinya bahwa terkadang ada dokter yang merekomendasikan pembelian obat diluar tanggungan BPJS, padahal jika merujuk pada obat standar BPJS, pasien bisa sembuh, pungkas Faisal. Ketika dokter merekomendasikan pembelian obat diluar tanggungan BPJS, diduga terbesit kepentingan berbisnis dengan pihak apotik.

Saat itupun Suryanti dan wartawan terkaget, bahwa ada dokter yang tega berbisnis ditengah kondisi masyarakat yang sedang sakit, bahkan dalam keadaan sekarat sekalipun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline