Lihat ke Halaman Asli

Kembalilah ke Fitrah..

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Doa para pendosa bukan bangkai meski pernah trgenang diselokan ataupun tong sampah. Tak pernah ada tangis kesedihan meski kerap dihantui ketakutan hingga selalu mengemis padaNya ketika kehilangan arah. Jangan ragu meski akhirnya menjadi salah karena keraguan itu manusiawi. Tapi tetap jangan salah memaknai hati. Iman yg Utama. Angkuh dan bodoh tak jauh berbeda selama masih ada nafas. Ketika pernah kalah, dimana sobat?. Sendiri bersama asa, cinta atau nestapa. Pernah tak ada lagi kawan sejalan meski mencari dalam ruang beribu pintu. Aku, kau atau mereka yang sedang asyik berkelebat... dlm nikmat fana. Ah, biarlah...Maknai saja apa yg masih dapat kau beri arti. Hujamkan belati pinsip tepat ke ulu hati raga. Jika terkapar mati, kau dikenang tetap sebagai diri sendiri. Sebab apa guna hidup bila hati sudah tak berguna. Lalu apa daya semua cerita, jika yang dicari hanya berhujung pada kelam dan duka. Apa salahnya musim gugur yang sebenarnya indah penuh dengan bunga-bunga. Seperti itulah keajaiban yang sebenarnya selalu kita nanti, usia yg semakin beranjak dengan bekal pembelajaran yg berguna. Percuma mengharap iba, karena yang ada adalah kau sendiri yg ciptakan perubahan.
Kembalilah ke fitrah..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline