Lihat ke Halaman Asli

Manusia dan Masalah

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Di jaman yang semakin modern ini memang banyak membawa kemajuan pada peradaban, akan tetapi kemajuan ternyata belum sepenuhnya dapat menghilangkan berbagai masalah yang menghinggapi kehidupan manusia, justru memunculkan berbagai permasalahan baru yang semakin rumit untuk dipecahkan karena belum pernah terjadi sebelumnya. Disamping itu, tidak dipungkiri juga bahwa zaman ini semakin banyak melahirkan orang pintar dan bijak yang begitu pandai memberikan petuah atau kalimat yang memotivasi, banyak pelajaran yang didapat manusia zaman sekarang dari pengalaman masa lampau orang yang telah mendahului mereka, akhirnya terciptalah ilmu pengetahuan yang secara umum membahas tentang kehidupan atau banyak diterbitkan berbagai buku-buku pengetahuan yang isinya ditujukan untuk orang yang sedang dilanda masalah atau kesusahan dalam hidup.

Jika kita mencoba untuk memahami ilmu pengetahuan tersebut meski hanya sedikit atau mau membaca buku-buku motivasi, rasanya kita dapat membuat kesimpulan sendiri bahwa inti dari penanggulangan permasalahan kehidupan itu berpulang pada pribadi kita sendiri, artinya bagaimana kita menyikapi suatu masalah dengan cara yang paling tepat dan sebenarnya itu secara alami sudah ada dalam diri kita sendiri. Terkadang kita lupa karena sebagai manusia kita juga tak terlepas dari aspek kodrati lainya yang punya “ego atau keakuan”.

Jadi walaupun berpuluh-puluh buku motivasi yang sudah kita baca dengan berbagai macam teori yang berbeda-beda, lantas kita khatam dan memetik isinya secara paham, tapi pada akhirnya jawaban yang kita dapat sangat sederhana. Jika kita mau menyadari sebelumnya, semua pengetahuan tentang hal itu terangkum dalam pengertian yang kita sudah tahu secara alamiah, bahwa “Tidak ada manusia yang tidak terkena masalah selama dia hidup, namun masalah bukanlah suatu hal yang patut dirisaukan jika kita menghadapinya dengan tenang dan ihklas menerima apapun yang terjadi, karena sampai kapanpun kita tidak akan bisa merancang hidup kita sendiri. Semua masalah itu adalah apa yang sudah digariskan dan apa yang terjadi adalah apa yang memang akan kita terima. Masalah takkan pernah mengganggu kehidupan jika kita menganggap itu adalah hal yang biasa terjadi dan melewatinya dengan usaha terbaik serta ihklas menerima apapun hasilnya”.

Kalimat di atas sepertinya ingin menggampangkan, yang menulis tulisan ini seperti orang yang sok pintar dan sok bijak tanpa menyadari bahwa setiap manusia memiliki karakter yang berbeda terhadap permasalahan yang mereka hadapi dalam hidup. Namun justru dari kalimat itu dapat terpetik lagi satu kesimpulan bahwa sebenarnya yang membuat masalah itu mengganggu kehidupan seseorang adalah karena kepribadian dari orang itu sendiri. Kenapa dia harus membuat suatu hal yang sebenarnya mudah menjadi sulit, kenapa harus mengingat-ingat lagi peristiwa lampau jika itu hanya memunculkan kembali kenangan suram yang memusingkan isi otak di kepala”. Hal-hal seperti itulah yang menjadi biang racun dari suatu masalah yang dapat menghancurkan tatanan kehidupan seseorang.

Oleh karena itu patutlah bagi kita yang selama ini sedang atau kerap dilanda masalah menyadari bahwa efek samping dari “masalah berawal dari pikiran negatif yang sering kita munculkan sendiri, hingga itu bisa mengganggu jalanya kehidupan kita. Lantas bagaimana cara penanggulanganya?, yaitu dengan selalu berusaha menumbuhkan kepribadian diri yang positif terhadap “masalah”, jadilah pribadi yang tenang, paham serta ihklas, hingga hidup yang dijalani kedepanya juga bisa mengalir melalui jalurnya tanpa ada hambatan atau rintangan.

Dan semoga saja paragraph terakhir ini dapat menjadi pemisalan untuk menemukan kesimpulan dari tulisan ini, bahwa “Masalah itu adalah ujian dalam hidup dan seharusnya dengan sering diuji malah menjadikan seseorang itu semakinkuat. Maka manusia yang tangguh dalam hidup ini mustahil jika tanpa diuji. Semuanya itu telah tersirat dalam nurani dan pengetahuan nalar kita sendiri, tergantung kita menyadari untuk menggunakanya atau tidak”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline