Lihat ke Halaman Asli

Taman USIS dan Taman Kota di Depan RS Elizabeth

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Raungan jet itu menghentak berhenti --- saatnya ia muncul seperti Kaliedoskop dalam prisma kegembiraan yang luar biasa.

Saat conveyor bergerak, dan koper dengan ban merah kuning hijau itu tertegun

Beca !

Taman itu kini menjadi hutan di tengah kota, aku senang --- dulu aku belajar di atas rumput hijau

Spedaku !

Di mana pohon-pohon Mahoni dan Klumpang --- yang dulu buahnya menjadi permainan

Ia berserak seperti baling-baling helikopter

Ia kulontarkan berputar seperti roda-roda gigi Drawwork di lokasi pengeboran

Aih

Pohon Waru tumbang dan tumbuh di depan gerbang lor Asrama Turibang

Ingatkah kamu Teater Amphibi di timur dekat kuburan mBah Kramat?

Di taman Elizabeth aku berteduh --- membayangkan Suprapto, Suarni Umar, Roswita Nasution, Nurdin Peukan dan kawan-kawan. Itu KM 0 dikota Sukses-ku.

Pohon Trembesi

Oh, Ki Ujan kata Wong Cerbon

Rain-tree kata Orang Singapura.

Pohon Trembesi di taman USIS --- telah dipagar proyek di kota Medan

Gedung USIS antik itu --- dari jaman pertumbuhan investasi perkebunan di Ooskust, pesisir timur Pulau Sumatera --- akan engkau tebang Trembesi ?

KM 0 di tahun 1863

KM 0 ditahun 1963

Bisakah engkau bayar lahan dan gedung itu ?

Aku bertanya padamu --- bayarilah, jangan dan cegah membangun rukan dan ruko di situ.

Ini menjadi milik-ku

Milik Sejarah kota Medan --- kota dollar impian para migran dari Mandailing, berjalan kaki dari Muara Mais ke kota Medan, bermukim di Sungai Mati, Stabat dan Tanjung pura.

Jangan tebang pohon Trembesi-ku !

Seperti Sungai mati

Trembesi harus lestari (buat UH).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline