“Sedikit tanda terkenang, banyak karena berlebih “--- bunyi Pepatah Orang Melayu diwariskan. Mendapat kiriman (terutama di bulan Puasa), begitulah biasanya Orang Melayu mengomentari.
Tengah hari mendapat paket dari Belitang --- rupanya dua adik yang tetap menjadi Orang Kampung di sana, sedang terkenang pada Abangnya yang menjalani masa pensiun di Yogyakarta..
Dibukalah kardus kiriman itu --- Aduuh, berisi :
- 20 kilogram beras baru dipanen
- 90 butir telur itik
- 1 kilogaram cabe merah, dan
- Tempoyak satu botol
Terima kasih untuk yang 3 item --- tetapi alhamdullillah buat Tempoyak. Tempoyak lama dirindukan --- termimpi-mimpi.
Kiranya tahu adik-adik tu, bahwa pensiunan ini kepingin banget mencocol sambal tempoyak --- aduh langsung terbit air liur.
Untuk berbuka puasa sore hari ini, sambal tempoyak dengan goreng ikan gurami, begini cara dan bahannya :
- Cabe secukupnya, bawang merah, garam dan gula secukupnya --- diuleg mau kasar boleh, mau halus terserah.
- Bubuhi tempoyak secukupnya --- mau dilebihkan boleh, mungkin ingin merasakan lezatnya asam tempoyak dengan aroma khas durian.
- Sore lalaban yang akan dikunyah bersama cowelan sambel tempoyak adalah terong mentah/kukus, timun, apa saja yang tersedialah.
- Ikan gurami digoreng kering.
Kombisnasi ke-4 bahan dan resep ini, disuapkan ke mulut dengan penghayatan yang luar biasa nikmat. Lezat !
Katakanlah dengan episode suapan --- nasi plus cuilan goreng gurami dengan dicocol sambal tempoyak, baru disusul dengan lalab dan sambal tempoyak. Kunyah pelan dan rasakan kenikmatan-nya --- mengunyah pelan itu banyak khasiatnya. Karena air liur akan membasahi rongga mulut --- cara menikmati demikian adalah cara yang sehat. Air liur membantu pencernaan --- indera pengecap menikmati, nutrisi pun dicerna optimal.
Selanjutnya suapan terserah saja mana yang mau diprioritaskan --- apakah nasi plus ikan goreng, atau nasi dengan lalaban, tentunya tetap dengan cowelan sambal tempoyak. Nikmat, lezat dan berkat --- Alhamdullillah kiriman kenangan adik-adik.
Impian kedua, dua butir telur itik direbus --- setelah matang diplenyet ke sambal tempoyak. Rasakan nikmatnya suapan demi suapan --- syukur kalau ada sayur lodeh sebagai tingkah-insert cita rasa. Aduuh mak !
Beras baru terserah, mau dimasak jadi santapan ‘full beras baru’ --- atau yang telah di-mix, boleh saja. Pokoknya kiriman itu benar-benar bahan yang luar biasa lezat dan dirindukan.
Jangan lupa, konon Sambal Cengek isteri adalah yang terlezat --- tidak ada Orang Belitang bisa menyamai buatan si Raudhah. Cabe 1 kilo itu tujuannya agar dibuatkan ‘sambal cengek ala Belitang tetapi Made in Yogyakarta’.
Konon resepnya sama saja, tetapi cita rasa kuliner buatan isteri menjadi kenangan buat mereka --- untuk menyambut Idul Fitri.
Isteri menguleg cabe, garam, bawang putih, dan bawah merah; sedikit gula merah --- adonan tadi ditumis. Jadilah sambal Cengek.
Konon saling eneaknya --- sambal cengek isteri bukan saja menjadi kawan makan dengan nasi --- tetapi di Belitang sambal enak itu dimakan dengan roti.
Alah Mak, besok membuat tumisan dengan perencah Tempoyak --- segala masakan akan terasa enak dengan plus Tempoyak Durian dari Belitang.
Cobalah kalau enggak percaya ! [MWA}
[caption id="attachment_127920" align="aligncenter" width="300" caption="Nasi beras baru Panen, sambal Tempoyak Durian --- hidangan nikmat menjelang Hari Raya Aidil Fitri --- Kuliner Kampungan yang dirindukan."][/caption] *)Foto ex Internet
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H