Lihat ke Halaman Asli

Kiriman Tempoyak dari Belitang [Features – 41]

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

“Sedikit tanda terkenang, banyak karena berlebih “--- bunyi Pepatah Orang Melayu diwariskan. Mendapat kiriman (terutama di bulan Puasa), begitulah biasanya Orang Melayu mengomentari.

Tengah hari mendapat paket dari Belitang --- rupanya dua adik yang tetap menjadi Orang Kampung di sana,  sedang terkenang pada Abangnya yang menjalani masa pensiun di Yogyakarta..

Dibukalah kardus kiriman itu --- Aduuh, berisi :

  • 20 kilogram beras baru dipanen
  • 90 butir telur itik
  • 1 kilogaram cabe merah, dan
  • Tempoyak satu botol

 

Terima kasih untuk yang 3 item --- tetapi alhamdullillah buat Tempoyak.  Tempoyak lama dirindukan --- termimpi-mimpi.

 

Kiranya tahu adik-adik tu, bahwa pensiunan ini kepingin banget mencocol sambal tempoyak --- aduh langsung terbit air liur.

 

Untuk berbuka puasa sore hari ini, sambal tempoyak dengan goreng ikan gurami, begini cara dan bahannya :

  • Cabe secukupnya, bawang merah, garam dan gula secukupnya --- diuleg mau kasar boleh, mau halus terserah.
  • Bubuhi tempoyak secukupnya --- mau dilebihkan boleh, mungkin ingin merasakan lezatnya asam tempoyak dengan aroma khas durian.
  • Sore lalaban yang akan dikunyah bersama cowelan sambel tempoyak adalah terong mentah/kukus, timun, apa saja yang tersedialah.
  • Ikan gurami digoreng kering.

 

Kombisnasi ke-4 bahan dan resep ini, disuapkan ke mulut dengan penghayatan yang luar biasa nikmat. Lezat !

 

Katakanlah dengan episode suapan --- nasi plus cuilan goreng gurami dengan dicocol sambal tempoyak, baru disusul dengan lalab dan sambal tempoyak.  Kunyah pelan dan rasakan kenikmatan-nya --- mengunyah pelan itu banyak khasiatnya.  Karena air liur akan membasahi rongga mulut --- cara menikmati demikian adalah cara yang sehat.  Air liur membantu pencernaan --- indera pengecap menikmati, nutrisi pun dicerna optimal.

 

Selanjutnya suapan terserah saja mana yang mau diprioritaskan --- apakah nasi plus ikan goreng, atau nasi dengan lalaban, tentunya tetap dengan cowelan sambal tempoyak. Nikmat, lezat dan berkat --- Alhamdullillah kiriman kenangan adik-adik.

 

Impian kedua,  dua butir telur itik direbus --- setelah matang diplenyet ke sambal tempoyak.  Rasakan nikmatnya suapan demi suapan --- syukur kalau ada sayur lodeh sebagai tingkah-insert cita rasa.  Aduuh mak !

 

Beras baru terserah, mau dimasak jadi santapan ‘full beras baru’ --- atau yang telah di-mix, boleh saja.  Pokoknya kiriman itu benar-benar bahan yang luar biasa lezat dan dirindukan.

 

Jangan lupa, konon Sambal Cengek isteri adalah yang terlezat --- tidak ada Orang Belitang bisa menyamai buatan si Raudhah.  Cabe 1 kilo itu tujuannya agar dibuatkan ‘sambal cengek ala Belitang tetapi Made in Yogyakarta’.

 

Konon resepnya sama saja, tetapi cita rasa kuliner buatan isteri menjadi kenangan buat mereka --- untuk menyambut Idul Fitri.

 

Isteri menguleg cabe, garam, bawang putih, dan bawah merah; sedikit gula merah --- adonan tadi ditumis.  Jadilah sambal Cengek. 

 

Konon saling eneaknya --- sambal cengek isteri bukan saja menjadi kawan makan dengan nasi --- tetapi di Belitang sambal enak itu dimakan dengan roti.

 

Alah Mak, besok membuat tumisan dengan perencah Tempoyak --- segala masakan akan terasa enak dengan plus Tempoyak Durian dari Belitang.

 

Cobalah kalau enggak percaya ! [MWA}

[caption id="attachment_127920" align="aligncenter" width="300" caption="Nasi beras baru Panen, sambal Tempoyak Durian --- hidangan nikmat menjelang Hari Raya Aidil Fitri --- Kuliner Kampungan yang dirindukan."][/caption]   *)Foto ex Internet  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline